SEWAKTU.com -- kakak asuh Ferdy Sambo dikaitkan dengan investigasi pembunuhan Brigjen Nofriansyah Yosua Hutabarat, yang menggunakan nama samaran Nofriansyah Yosua Hutabarat, sulit dihentikan karena dicurigai berada di bawah tekanan 'kakak asuh' negara, kata Muradi, mantan penasihat ahli untuk Kapolri Listyo Sigit Prabowo. Mantan Kepala Divisi Propam, Irjen Ferdy Sambo.
Sosok kakak asuh Ferdy Sambo itu menurut Muradi, berupaya agar Ferdy Sambo selaku otak pembunuhan Brigadir J mendapat vonis ringan terkait perkara tersebut.
Baca Juga: Hotman Paris Sudah Bela Ferdy Sambo, Ada Sosok yang Marah
Investigasi pembunuhan Brigjen Nofriansyah Yosua Hutabarat, yang menggunakan nama samaran Nofriansyah Yosua Hutabarat, sulit dihentikan karena dicurigai berada di bawah tekanan kakak asuh Ferdy Sambo, kata Muradi, mantan penasihat ahli untuk Kapolri Listyo Sigit Prabowo. Mantan Kepala Divisi Propam, Irjen Ferdy Sambo.
Sosok kakak asuh Ferdy Sambo itu menurut Muradi, berupaya agar Ferdy Sambo selaku otak pembunuhan Brigadir J mendapat vonis ringan terkait perkara tersebut.
Baca Juga: Mainan Mobil Polisi Bergambar Ferdy Sambo Viral di Twitter, Warganet: Beli Dimana Ini?
Menurut Muradi, dugaan kakak asuh Ferdy Sambo itu masuk ke dalam dua keterikatan. Pertama perihal akademi dan kedua di karir di kepolisian.
"Pertama itu akademi kalau Sambo angkatan 94 (angkatan sekolah di kepolisian) dia paling jauh itu (Kakak Asuh) angkatan 91-90 lah kira-kira begitu, 90, 91, 92, 93 kira-kira begitu," kata Muradi saat dihubungi, Kamis (22/9).
Sosok 'kakak asuh' itu diduga membantu Ferdy Sambo di kepolisian selama berkarier di Resimen Bhayangkara, tambah guru besar bidang politik dan keamanan Universitas Padjadjaran Bandung itu.
Muradi mengatakan pengaruh sinyal dari "saudara asuh" yang membantu karir polisi Ferdi Sambo tidak bisa disangkal.
"Semua orang saya katakan lah pak Tito sekalipun, itukan punya orang yang buka jalan jadi pimpinan. Bintang satu, bintang dua, sampai bintang empat. Termasuk Sambo dari bintang satu, bintang dua sampai Kadiv Propam nah itu kan ada ruang," ujar dia.
Baca Juga: Tak Ada Upacara PTDH, Ferdy Sambo Resmi Dipecat
Meski pengaruh yang dapat dimiliki setiap anggota polisi di puncak kepemimpinan merupakan faktor pencapaian, Muradi yakin hal itu tidak berpengaruh pada karier Ferdy Sambo.
"Ya memang pengaruh mungkin karena ada prestasi. Tapi kalau saya membaca profiling FS ini kan prestasinya biasa, bukan yang luar biasa. Maka kemudian, dia termasuk cepat jadi bintang dua. Karena bintang satu di usia 40-an tahun dan bintang dua usia 46-45 jadi saya kira ini cepat," kata dia.
Seperti yang kita ketahui bersama, Ferdy Sambo memulai karir kepolisiannya pada tahun 1994 saat masuk Akademi Kepolisian. Karier Ferdy Sambo terus melambung tinggi di kepolisian hingga menjadi Kapolda Purbalingga pada 2012 dan Kapolda Brebes pada 2013.