AMSI : Road Map Jawa Barat, Sebagai Acuan Bagi Para Jurnalis dan Media Online Lebih Berkualitas

Baca Juga: Ceramah Ustadz Khalid Basalamah, Amalkan Doa Ini Ketika Memiliki Masalah Berat, Nabi Pun Sering Mengamalkannya

“Di tahun 2021 melakukan survey kembali, tetapi dengan kedalaman data khusus Jawa Barat. Mendapatkan nilai yang lebih tinggi, di 3,65. Dari 4 indikator tersebut, yang (memiliki nilai) paling tinggi yaitu komunikasi kolaborasi,” kata Faiz.

Dari hasil survey tersebut, membuktikan bahwa masyarakat Jawa Barat menyukai berkomunikasi dan berkolaborasi untuk menciptakan sebuah konten.

Pemda Jawa Barat kembali survey tentang platform apa yang paling sering diakses oleh masyarakat Jawa Barat.

Hasilnya didapatkan adalah media online memiliki hasil pilihan yang paling tinggi daripada platform lainnya seperti instagram, twitter, whatsapp, dan televisi.

Road Map ini digunakan untuk mendorong profesionalis dari jurnalis,

“acara AMSI ini cocok dan sejalan dengan proses digital Jawa Barat. Road Map ini juga dalam pembahasan bagaimana mendorong profesionalitas dari jurnalis dan juga medianya,” tutur Faiz.

Baca Juga: Meski Serba Media Sosial, Deretan Seleb Korea Selatan Ini Justru Tidak Ingin Punya Akun Instagram

Pemerintah Daerah Jawa Barat sendiri untuk kerja sama dengan media, pemda Jawa Barat ada peraturan pengadaan tersendiri.

“Semua belanjaan barang dan jasa di Jawa Barat harus melakukan plafform market place. Pemda menggunakan LPSE dan Mbiz,” ucap Faiz.

Secara kebijakan memang belum dibuat secara resmi, tetapi tersortir oleh perusahaan pers yang sudah berbadan hukum,

“kita dengan platformnya langsung bicara, besok lusa saya minta khusus munculin untuk media ini mereka harus upload verifikasi dewan persnya,” kata Faiz.

Pemerintah mendorong profesionalisme dari jurnalis dan perusahaan pers dengan segala strategis dan sarana yang dijalankan oleh perusahaan pers tersebut.

Dukungan ini berlandaskan karena keprihatinan literasi digital dan konten hoaks yang masih merajalela.

“Netizen dengan media itu berbeda dari cover botnya, dari etika jurnalisnya. Kalau gak ada itu (etika jurnalis) berarti media netizen,” tutup Faiz.***