Soal Aksi Paksa Tunarungu Bicara, Menteri Sosial Tri Rismaharini Beri Klarifikasi

- Sabtu, 4 Desember 2021 | 19:32 WIB
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mendapat surat terbuka dari seorang penyandang disabilitas (Foto/ tangkapan layar media sosial)
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mendapat surat terbuka dari seorang penyandang disabilitas (Foto/ tangkapan layar media sosial)

Sewaktu.com -- Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini sempat menjadi pembicaraan di media sosial setelah aksinya memaksa seorang tunarungu untuk bicara pada Rabu, 1 Desember 2021. 

Aksinya kala itu menuai banyak kritik dari berbagai pihak. Namun, atas kejadian itu Risma mengaku hanya ingin memastikan bahwa alat bantu dengar berfungsi dengan baik.

Setelah menjadi buah bibir dan sempat trending di media sosial Twitter, Risma akhirnya memberikan klarifikasi atas aksinya ketika memaksa seorang tunarungu berbicara.

Baca Juga: Viral! Menteri Sosial, Risma Mendapatkan Surat Terbuka Dari Seorang Penyandang Disabilitas Tunarungu

"Saya ingin memastikan bahwa alat bantu dengar itu berfungsi dengan baik. Karena kalau dia tidak bisa merespons, itu bisa merugikan dia," kata Risma seperti dikutip dari situs resmi Kemensos, Jumat, 3 Desember 2021.

Risma hanya ingin mendorong agar para tunarungu tidak menyerah untuk memaksimalkan kemampuan telinga dan mulut. Risma juga menceritakan pengalaman memprihatinkan di balik momen dirinya memaksa tunarungu untuk bicara

Dia menyebut momen memprihatinkan itu terjadi ketika dia menjabat Wali Kota Surabaya. Dia menceritakan sebuah kejadian tunarungu yang tertabrak kereta api hingga kehilangan nyawa saat bencana.

Baca Juga: Sebutan Untuk Orang yang Menyampaikan Tabligh

"Ini pengalaman sangat memukul saya. Saya hanya ingin memastikan mereka bisa menyampaikan pesan dengan berbagai cara. Mereka harus bisa bereaksi terhadap lingkungannya khususnya bila itu membahayakan jiwa dan kehormatannya. Apakah dengan suara, gerakan tangan, atau alat bantu yang mereka kenakan," ujarnya.

Risma menegaskan penyandang disabilitas harus bisa melakukan pertahanan diri. Menurutnya, penyandang disabilitas harus bisa mengatasi sendiri masalah yang dihadapi karena tidak selamanya berada di lingkungan yang ramah terhadap penyandang disabilitas.

"Dalam kesempatan tersebut, saya meminta mereka mencoba bersuara. Bagi sebagian penyandang disabilitas rungu, bersuara bukan pekerjaan mudah. Nah, saya meminta mereka, meminta, lho, ya, agar mereka bisa strive beyond the limit," kata Risma.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Idrus Fahmi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB
X