Hal ini tentu dianggap tidak wajar, karena pada saat itu stereotipe masyarakat berpikir bahwa perempuan hanya tinggal di rumah dan mengurus suami dan anak saja. Hal ini dipatahkan oleh Nyi Ageng Serang.
Setelah sang ayah meninggal, jabatan ahli strategi turun ke tangan Nyi Ageng Serang. Di bawah kepemimpinannya, ia sangat peduli dengan keadaan rakyat serta melakukan perlawan fisik kepada Belanda.
Mengutip dari posbagus.com, perjuangan Nyi Ageng Serang ini tentu tidaklah mulus. Ia bahkan sempat ditangkap oleh Belanda karena terus menerus melancarkan pelawanan kepada Belanda.
Hingga akhirnya ia dibebaskan atas permintaan Sultan Hamengkubuwono II. Sultan Hamengkubuwono II sangat menghargai dan menghormati Nyi Ageng Serang karena sangat banyak membantu peperangan dalam melawan Belanda.
Mengutip dari merdeka, pada saat perang Diponegoro meletus pada tahun 1825, Nyi Ageng Serang yang pada saat itu sudah berumur 73 tahun tetap ikut dalam peperangan tersebut.
Meski hanya sebagai ahli strategi perang, ia bahkan ikut dalam pasukan perang meski dari atas tandu. Karena umurnya yang sudah tidak muda lagi dan fisiknya tidak kuat, ia akhirnya mundur untuk ikut peperangan dan pasukannya diambil alih oleh cucunya, Raden Mas Pak Pak.
Baca Juga: Parenting Islami, Cara Mendidik Anak Sesuai Ajaran dalam Islam
Di tahun 1828, Nyi Ageng Serang meninggal dunia pada usianya yang ke 76 tahun. Nyi Ageng Serang ini ternyata adalah seorang nenek dari pahlawan pendidikan yaitu Ki Hadja Dewantara.
Atas jasa-jasanya terhadap negara, Nyi Ageng Serang kemudian dinobatkan sebagai pahlawan wanita nasional berdasarkan SK Presiden RI No.084/TK/1974. ***
Artikel Terkait
Ini Dia Tokoh Dibalik Lahirnya Hari Ibu Nasional
Jelang Hari Ibu Nasional: Sederhana Dan Bermanfaat, Inilah Beberapa Ide Hadiah Untuk Ibu
Hari Ibu Nasional, Mengenal Lebih Dekat Pahlawan Wanita: Dewi Sartika
Hari Ibu Nasional, Mengenal Lebih Dekat Pahlawan Wanita Rohana Kudus
Hari Ibu Nasional, Mengenal Lebih Dekat Pahlawan Wanita Hajjah Rangkayo Rasuna Said