Baca Juga: Bukan 12 Orang, Korban Pencabulan Herry Wirawan Total Ada 21 Santri
RA Kartini juga mengatakan bahwa ia ingin mengangkat derajat kaum perempuan Jawa seperti kaum perempuan Eropa yang bisa mendapatkan pendidikan normal.
Sebelum ia menikah, RA Kartini ternyata telah menghasilkan beberapa tulisan, salah satunya berjudul “Upacara Perkawinan pada Suku Koja”.
Ketika ia sudah menikah dengan Bupati Rembang, Raden Adipati Djojodiningrat, ia tetap berpegang teguh pada pemikirannya bahwa seorang perempuan harus mendapatkan pendidikan dan hak yang setara dengan kaum lelaki.
Baca Juga: Oded Muhammad Danial Wafat, Ini Sederet Tokoh yang Meninggal Dunia di Hari Jumat
Melansir kembali mealui infobiografi.com, RA Kartini meninggal dunia di usianya yang sangat muda, yaitu umur 25 pada tanggal 17 September 1904 setelah melahirkan seorang putra yang bernama Soesalit Djojoadhiningrat.
Berkat pemikiran dan kegigihannya yang mulia, akhirnya didirikan “Sekolah Kartini” oleh Yayasan Kartini di Semarang pada tahun 1912.
Kemudian “Sekolah Kartini” ini juga didirikan di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dll.
Baca Juga: Ingin Mengetahui Lokasi Seseorang Dari WhatsApp, Begini Caranya
Kemudian, Mr. J.H. Abendanon yang merupakan Menteri Kebudayaan, Agama dan Kerajinan Hindia Belanda mengumpulkan surat-surat yang dikirim oleh RA Kartini kepada teman-temannya menjadi sebuah buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang.”
Akhirnya, RA Kartini ditetapkan menjadi pahlawan wanita Indonesia oleh presiden Soekarno melalui keputusan presiden Indonesia No. 108 tahun 1964. ***
Artikel Terkait
Jelang Hari Ibu: Inilah 2 Hadits Menceritakan Mulianya Sang Ibu
Hari Ibu Nasional, Mengenal Lebih Dekat Pahlawan Wanita Rohana Kudus
Hari Ibu Nasional, Mengenal Lebih Dekat Pahlawan Wanita Hajjah Rangkayo Rasuna Said
Hari Ibu Nasional, Mengenal Lebih Dekat Pahlawan Wanita Nyi Ageng Serang
Hari Ibu Nasional, Mengenal Lebih Dekat Pahlawan Wanita Opu Daeng Risadju