Selanjutnya, Mayjen Soeharto menugaskan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo untuk merebut kembali gedung RRI dan Pusat Telekomunikasi.
Dengan dikuasainya RRI dan Telekomunikasi, pada jam 20.00 WIB Soeharto mengumumkan bahwa telah terjadi perebutan kekuasaan oleh pasukan G30S.
Diumumkan pula bahwa Presiden Soekarno dan Menko Hankam/KASAB Jenderal A.H. Nasution dalam keadaan selamat.
Pada 2 Oktober 1965, operasi berlanjut ke kawasan Halim Perdanakusuma, tempat pasukan G30S mengundurkan diri dari kawasan Monas.
Pada tanggal yang sama atas petunjuk Polisi Sukitman yang berhasil lolos dari penculikan PKI, pasukan pemerintah menemukan lokasi jenazah para perwira di lubang sumur tua yang disebut Lubang Buaya.
Pada 4 Oktober 1965, dilakukan pengangkatan jenazah tersebut dan keesokan harinya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta.
Para perwira yang gugur akibat pemberontakan ini diberi penghargaan sebagai Pahlawan Revolusi.
Baca Juga: Mahfud MD Komentari Kaisar Ferdy Sambo Konsorsium 303 Judi Online: Jenderal Bintang 2 Rasa Bintang 5
Kronologi G30S PKI secara Singkat: Pasca Pemberontakan
Upaya penumpasan terus dilakukan, rakyat Indonesia turut membantu dan mendukung penumpasan tersebut.
Demonstrasi anti-PKI berlangsung di Jakarta. Operasi penumpasan pun berlanjut dengan menangkap orang-orang yang dianggap bertanggung jawab pada peristiwa itu.
Selanjutnya, atas desakan rakyat yang menuntut PKI untuk dibubarkan, puncaknya pada saat Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) yang ditujukan kepada Soeharto sebagai panglima TNI kala itu.
Sontak Soeharto langsung mengeluarkan larangan terhadap PKI dan ormas-ormas di bawahnya.
Itulah sejarah dan kronologi Gerakan 30 September atau G30S PKI 1965.***
Artikel Terkait
Sejarah Peristiwa G30S PKI Hari Ini 30 September: Supersemar
Memperingati Hari 30 September 1965, Download Link Twibbon G30S PKI Terlengkap di Sini
Tersinggung Dipecat saat Peringatan G30S PKI, 58 Pegawai KPK Merasa Dikomuniskan