Meskipun Korea Selatan memiliki alutsista canggih dan teknologi militer yang maju, ibukota Seoul tetap berada dalam risiko tinggi jika terjadi konflik bersenjata dengan Korea Utara. Hanya dalam hitungan menit, Seoul berpotensi porak-poranda oleh serangan artileri konvensional dan rudal berpemandu dari utara. Volume tembakan artileri, termasuk proyektil howitzer, roket MLRS, dan rudal balistik, membuat pertahanan efektif menjadi tantangan besar bagi Korea Selatan, mengingat jumlah serangan yang sulit ditangkis secara bersamaan.
Baca Juga: Mengenal Rudal Balistik, Senjata Andalan Iran yang Bisa Ratakan Negara Israel, Cuma Dimiliki Rusia dan Korut
Di sisi lain, militer Korea Utara memang memiliki beberapa sektor teknologi yang sudah ketinggalan zaman. Namun, kemampuan mereka untuk meluncurkan serangan volume tinggi memberikan keunggulan besar dalam menciptakan kerusakan masif. Strategi seperti serangan pre-emptive telah diusulkan sebagai upaya Korea Selatan untuk menangkal ancaman ini, di mana mereka dapat melancarkan serangan pendahuluan guna meredam potensi serangan dari utara.
Baca Juga: Dalam 15 Menit Tel Aviv Israel Luluh Lantak, Iran Disebut Disupport Pakai Senjata Korea Utara
Tahukah Anda? Bahkan dengan sistem pertahanan udara modern, menangkis serangan dalam skala besar tetap menjadi tantangan, karena ancaman bukan hanya datang dari teknologi canggih, tetapi dari kemampuan untuk mengerahkan artileri dalam jumlah besar secara bersamaan.
(Setio Adi Negoro)