Di Indonesia, wearable juga jadi gaya hidup baru di kalangan profesional urban.
Banyak pengguna kini lebih memilih jam tangan pintar daripada gelang kebugaran konvensional karena tampilan dan fiturnya yang makin elegan.
Baca Juga: Dunia Baru Teknologi 2025: Gadget, AI, dan Gaya Hidup Manusia Modern
Tren yang Tak Bisa Diabaikan
Desain bukan lagi elemen tambahan, tapi faktor pembeda utama. Menurut riset TrendHunter 2025, 71% konsumen global menganggap tampilan estetika dan bahan ramah lingkungan sebagai alasan utama memilih gadget. Tren ini mendorong produsen menggabungkan teknologi tinggi dengan filosofi “sustainable design.”
Beberapa contoh menarik:
- Fairphone 5 Eco Edition menggunakan 80% bahan daur ulang.
- Asus ZenBook Air Eco mengusung kemasan bebas plastik.
- Startup Indonesia seperti Rinova Tech mulai memproduksi earbuds daur ulang dari limbah elektronik.
Kesadaran ini memperlihatkan arah baru industri, teknologi yang indah sekaligus bertanggung jawab.
Baca Juga: Tren Gadget 2025, Dari Smartphone AI hingga Wearable Ajaib
Pasar Indonesia: Potensi Besar di Era AI Gadget
Indonesia kini menjadi pasar gadget paling dinamis di Asia Tenggara. Data Statista 2025 mencatat total pengguna aktif smartphone mencapai 214 juta, meningkat 9% dari 2024.
Faktor pendorongnya adalah kombinasi: populasi muda, e-commerce kuat, dan adopsi cepat teknologi AI.
Produk seperti iQOO 15, Xiaomi 15 Ultra, dan Infinix Zero X AI menjadi tiga ponsel paling banyak ditelusuri di Google Trends Indonesia pertengahan tahun ini.
Di sisi lain, permintaan gadget kelas menengah meningkat tajam karena harga flagship makin tinggi membuat segmen Rp 5–8 juta jadi arena paling panas bagi produsen.
Smart Home dan Integrasi IoT: Rumah Jadi Ekosistem Digital
Tak cuma ponsel, tren gadget rumah juga berkembang pesat. Perangkat seperti Ecovacs X5 Pro, Philips Hue Matter Series, dan Amazon Home AI Hub menjadi ikon rumah pintar.