Ia tidak hanya melaporkan kondisi lapangan, tetapi juga mengajak pembacanya merenungkan akar masalah.
Banjir Sumatra kali ini mengingatkan kita pada satu hal penting: alam punya batas kesabaran. Ketika pohon ditebang sembarangan, bukit dikeruk tanpa kendali, dan air kehilangan tempat untuk meresap, maka bencana hanya menunggu momentum.
Pemerintah daerah, aparat, aktivis lingkungan, dan masyarakat perlu bekerja lebih intensif. Kajian tata ruang harus dibenahi, izin tambang perlu diperketat, dan sanksi kepada pelanggar harus ditegakkan.
Jika tidak, kejadian ini akan terus berulang, bahkan semakin parah.
Raline Shah telah memulai percakapan penting. Kini, tugas berikutnya berada di tangan pemerintah dan masyarakat Sumatra.***