Ia tidak hanya melaporkan kondisi lapangan, tetapi juga mengajak pembacanya merenungkan akar masalah.
Banjir Sumatra kali ini mengingatkan kita pada satu hal penting: alam punya batas kesabaran. Ketika pohon ditebang sembarangan, bukit dikeruk tanpa kendali, dan air kehilangan tempat untuk meresap, maka bencana hanya menunggu momentum.
Pemerintah daerah, aparat, aktivis lingkungan, dan masyarakat perlu bekerja lebih intensif. Kajian tata ruang harus dibenahi, izin tambang perlu diperketat, dan sanksi kepada pelanggar harus ditegakkan.
Jika tidak, kejadian ini akan terus berulang, bahkan semakin parah.
Raline Shah telah memulai percakapan penting. Kini, tugas berikutnya berada di tangan pemerintah dan masyarakat Sumatra.***
Artikel Terkait
Benarkah Gaji Pensiunan Naik 2025? Taspen Angkat Suara Begini
Fakta Isu Kenaikan Gaji Pensiunan 2025, Masyarakat Diminta Jangan Terkecoh!
Isu Rapel Pensiunan 2025 Ramai di Medsos, Taspen: Jangan Percaya Hoaks!
Perkembangan Boxing Dan Kickboxing Di Indonesia
Cuaca Ekstrem dan Kerusakan Lingkungan Picu Banjir Sumatera? Pakar ITB Jelaskan Begini
Pakar ITB Ungkap Penyebab Utama Banjir Bandang Sumatera
Kebakaran Hong Kong Tewaskan 94 Orang, Red Carpet MAMA Awards 2025 Dibatalkan