2. Luangkan waktu sebentar untuk memperhatikan kemarahan Anda. Alih-alih bereaksi tanpa berpikir terhadap frustrasi Anda, luangkan waktu sejenak untuk memeriksanya. Berpura-puralah Anda adalah pihak ketiga yang menyaksikan kejengkelan dan kekesalan Anda. Apa rasanya bagi Anda? Dari mana datangnya emosi dalam tubuh Anda? Apakah perasaan di kepala, dada, atau perut Anda? Apakah pernapasan Anda berubah? Apakah tangan Anda gemetar atau mengepal? Dengan melepaskan diri dari kemarahan, Anda dapat memperoleh perspektif yang berbeda dan melemahkan emosi negatif Anda.
3. Tanyakan pada diri sendiri mengapa Anda kesal. Apakah seseorang secara fisik menyakiti Anda? Apakah mereka mengecewakan Anda? Melanggar salah satu nilai Anda? Cari tahu mengapa Anda frustrasi, dan Anda akan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menemukan solusi.
4. Fokus pada gambaran besar. Bayangkan Anda tahu bahwa dunia akan kiamat Jumat depan. Apakah Anda akan marah jika anak Anda tidak menggantung ranselnya? Tentu saja tidak.
5. Cari solusi, daripada mencoba membuat diri Anda merasa lebih baik. Bertindak dalam kemarahan adalah tentang membuat diri Anda merasa lebih baik. Daripada meneriaki anak-anak Anda, misalnya, berusahalah untuk menemukan solusi damai. Hasilnya akan jauh lebih baik dan sepadan dengan waktu Anda.
6. Pastikan Anda memahami situasinya. Mengapa marah dengan anak-anak Anda sebelum Anda mengetahui faktanya? Pastikan masalahnya bukan miskomunikasi yang mungkin terjadi.
7. Pelajari dan praktikkan teknik relaksasi. Semakin santai Anda secara teratur sebagai orang tua, semakin kecil kemungkinan Anda menjadi marah. Teknik relaksasi juga dapat membantu setelah kejadian. Pelajari cara menenangkan diri. Itu adalah keterampilan yang bisa dipelajari.
Itulah ulasan tentang cara paling terbaik untuk Menjadi Orang Tua yang damai dan tenang seperti yang dilansir newyorkcityskateparks. Semoga bermanfaat untuk Anda semua dan saya ucapkan banyak sekali terima kasih atas perhatiannya. ***
