3. Biaya Pengobatan yang Kompetitif
Meskipun terdengar ironis, biaya pengobatan di Malaysia sering kali lebih murah dibandingkan di rumah sakit swasta di Indonesia, dengan kualitas layanan yang lebih baik.
Malaysia, khususnya di daerah seperti Penang dan Kuala Lumpur, menawarkan perawatan medis berkualitas tinggi dengan harga yang relatif terjangkau.
Banyak pasien dari Indonesia yang memilih berobat ke Malaysia karena bisa mendapatkan perawatan terbaik tanpa harus mengeluarkan biaya sebesar di rumah sakit swasta premium di Jakarta.
Bahkan, beberapa rumah sakit di Malaysia menawarkan paket pemeriksaan kesehatan lengkap dengan harga yang kompetitif dibandingkan di Indonesia.
Sementara itu, meskipun biaya pengobatan di Singapura cenderung lebih mahal dibandingkan Malaysia, banyak masyarakat Indonesia tetap memilih negara ini karena kualitas layanan medisnya yang sangat tinggi dan reputasinya sebagai pusat medis terbaik di Asia Tenggara.
4. Dokter Spesialis yang Lebih Berpengalaman dan Reputasi Internasional
Banyak pasien merasa bahwa dokter-dokter di Malaysia dan Singapura lebih berpengalaman, terutama dalam menangani kasus medis yang kompleks. Hal ini tidak lepas dari:
- Pendidikan dokter yang lebih banyak dilakukan di luar negeri dengan standar internasional.
- Proses sertifikasi yang lebih ketat sebelum dokter bisa praktik.
- Tingginya jumlah pasien internasional, yang membuat dokter di sana terbiasa menangani berbagai kasus dari berbagai negara.
Selain itu, banyak dokter di Malaysia dan Singapura memiliki reputasi internasional dan bekerja sama dengan berbagai rumah sakit ternama di dunia, seperti Johns Hopkins, Mayo Clinic, atau Cleveland Clinic.
5. Sistem Administrasi yang Lebih Teratur dan Transparan
Di Malaysia dan Singapura, sistem administrasi rumah sakit biasanya lebih rapi dan transparan. Tidak ada praktik pungutan liar atau biaya tersembunyi yang membuat pasien merasa dirugikan.
Semua biaya sudah dijelaskan sejak awal, sehingga pasien tidak perlu khawatir dengan tagihan yang tiba-tiba membengkak.
Sebaliknya, di Indonesia, banyak pasien yang mengeluhkan sistem administrasi yang berbelit-belit, antrean panjang, serta ketidakjelasan dalam estimasi biaya perawatan.