Jika ditemukan tanda-tanda tersebut, sebaiknya segera diganti, meskipun masih terlihat berfungsi secara umum.
Tak hanya itu, para ahli juga menjelaskan bahwa termos berkualitas rendah atau yang tidak memiliki sertifikasi keamanan pangan rentan mengandung bahan pelapis yang tidak tahan terhadap suhu tinggi.
Jika digunakan untuk menyimpan cairan panas secara terus-menerus, bahan tersebut bisa terurai dan mencemari minuman.
Untuk menghindari risiko serupa, disarankan agar masyarakat memilih termos atau wadah makanan yang benar-benar aman, terbuat dari bahan food-grade, dan memiliki sertifikasi resmi dari badan pengawas pangan.
Selain itu, membatasi lama penggunaan satu produk—misalnya mengganti termos setiap 2–3 tahun tergantung intensitas pemakaian—juga merupakan langkah preventif yang sangat bijak.
Tragedi ini menjadi pelajaran yang sangat penting bagi kita semua bahwa kesehatan jangka panjang seringkali dipengaruhi oleh kebiasaan kecil yang selama ini terabaikan.
Memastikan wadah yang digunakan untuk menyimpan makanan dan minuman dalam kondisi baik bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga menyangkut keselamatan dan kualitas hidup.
Jangan sampai hal sederhana seperti mengganti termos menjadi penyesalan besar karena menimbulkan dampak yang fatal. ***
Artikel Terkait
Apa Benar Minum Delapan Gelas Air per Hari Bisa Keracunan? Berikut Penjelasannya
Waspada Keracunan AC Mobil Saat Berkendara, Gunakan Cara Berikut Ini untuk Pencegahannya