DJ Panda Buka Kelas DJ di Tengah Konflik, Komnas Anak Angkat Bicara

SEWAKTU.COM -- Di tengah panasnya sorotan publik atas konflik yBaca Juga: Jokowi Yakin Abolisi untuk Tom Lembong Sudah Lewati Pertimbangan Matangang terjadi antara DJ Panda dan Erika Karlina, DJ yang dikenal lewat penampilannya di sejumlah klub malam ini justru membuat langkah baru. Ia membuka kelas privat belajar DJ di Prims Besty. Hal ini diketahui dari unggahan tangkapan layar Instagram miliknya yang dibagikan melalui akun TikTok. Langkah tersebut menimbulkan tanda tanya besar: apakah DJ Panda mulai kehilangan kepercayaan diri untuk kembali tampil di panggung sebagai DJ Gastar?

Sementara itu, netizen tampak mulai berbalik mendukung DJ Panda. Banyak komentar semangat mengalir di unggahan media sosialnya. Tidak sedikit yang menyebut bahwa kemunculan DJ Panda secara terbuka belakangan ini dipengaruhi oleh sosok Denny Sumargo. Namun, saat ditemui media, Densu menegaskan bahwa dirinya tidak membantu, melainkan hanya menyediakan ruang klarifikasi dalam podcast miliknya.

Baca Juga: Menteri LH Resmikan Pabrik RDF Cimenteng Sukabumi, Beban TPA Berkurang

“Kalau dibilang membantu, enggak juga ya,” ujar Densu. “Gue cuma kasih kesempatan untuk beliau cerita versi dia aja supaya bisa selesai secara publik. Karena isu seperti ini kan enggak bagus, jangan sampai jadi polemik berkepanjangan.”

Denny juga menegaskan bahwa dirinya tidak memihak siapa pun. Menurutnya, baik Erika maupun DJ Panda sama-sama punya kesalahan. Ia hanya ingin menciptakan ruang damai agar publik tak terjebak dalam arus saling serang yang terjadi di media sosial.

Di sisi lain, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) turut memberikan pernyataan resmi. Agustinus Siraid selaku Ketua Komnas Anak menyayangkan konflik antara Erika dan DJ Panda yang dipertontonkan secara terbuka, baik di televisi maupun media sosial. Ia mengingatkan bahwa tayangan semacam ini dapat memberi pengaruh buruk bagi anak-anak, terutama dalam hal menormalisasi perilaku yang tidak pantas.Baca Juga: Jokowi Yakin Abolisi untuk Tom Lembong Sudah Lewati Pertimbangan Matang

“Kita tidak sadar, banyak anak-anak yang menjadi korban dari konten digital seperti ini. Konten yang mempertontonkan hubungan seksual pranikah atau perselisihan tidak pantas untuk konsumsi publik,” tegas Agustinus.

Ia menambahkan, dari perspektif perlindungan anak, janin sekalipun sudah termasuk dalam kategori anak yang harus dilindungi. Jika Erika yang tengah hamil merasa stres akibat tekanan publik, maka itu bisa berdampak pada tumbuh kembang janin. Dalam hal ini, Komnas Anak mendukung langkah Erika yang melaporkan dugaan pengancaman ke pihak kepolisian.

Namun, Agustinus juga menegaskan bahwa penyelesaian konflik semacam ini seharusnya bisa dilakukan secara pribadi, bukan dijadikan konsumsi publik yang tidak mendidik.

“Yang kita lihat di media sosial, DJ Panda pun tampaknya ingin bertanggung jawab. Maka semestinya ini dibicarakan, bukan diumbar,” ucapnya.

Denny Sumargo pun menyuarakan harapan yang sama. Meski ia tak ingin terseret lebih jauh dalam konflik ini, Densu tetap menekankan bahwa tujuannya membuat podcast adalah untuk mencari penyelesaian damai.

“Gue enggak di pihak boikot-memboikot. Gue pernah diboikot, jadi enggak mungkin gue ngelakuin itu ke orang lain. Tapi kalau orangnya memang enggak mau berubah, ya netizen yang akan menilai sendiri,” kata Densu dengan nada tegas namun tetap netral.

Ia mengakui bahwa proses klarifikasi yang ia berikan mungkin tidak maksimal. Namun ia hanya ingin membantu sesuai dengan kapasitasnya, tanpa harus menanggung risiko lebih besar.

“Gue hanya ingin bantu orang karena Tuhan sudah bantu gue. Tapi ya, kita juga harus tahu batasannya. Enggak semua hal bisa kita selesaikan lewat podcast,” tutupnya.