Cara Mengatur Gaji UMR: Dari Bertahan Hidup ke Membangun Kekayaan

- Jumat, 8 Agustus 2025 | 09:00 WIB
Mengatur Gaji (Google)
Mengatur Gaji (Google)

SEWAKTU.COM -- Banyak orang berpikir bahwa hidup di kota besar dengan gaji UMR itu mustahil nggak cukup, pas-pasan, dan nggak bisa nabung. Tapi pengalaman pribadi membuktikan sebaliknya. Saat merintis bisnis dulu, saya menggaji diri saya sendiri hanya Rp3 juta per bulan, tinggal di Jakarta, dan ternyata bisa hidup layak sambil tetap membangun pondasi keuangan. Dari situlah saya belajar, bahwa kunci utama dalam mengatur keuangan bukan cuma besar kecilnya gaji, tapi bagaimana cara kita memanfaatkannya.

Prinsip pertama yang saya pegang dalam mengatur gaji UMR adalah investasi ke hal-hal yang menciptakan penghasilan lebih besar. Banyak yang salah kaprah, mengira kalau punya gaji kecil, berarti belum waktunya investasi. Padahal justru sebaliknya gaji kecil butuh pengelolaan cerdas dan prioritas tinggi untuk investasi, bukan hanya di instrumen keuangan seperti reksa dana atau saham, tapi juga ke skill dan mindset.

Baca Juga: Hadirkan Doktif Sebagai Saksi, Sidang Dugaan TPPU yang Dilaporkan Reza Gladys Ricuh, Nikita Mirzani Murka ke JPU

Mari kita bahas dari dasar dengan piramida keuangan, khususnya tiga level pertama yang cocok untuk kondisi gaji UMR, seperti UMR Jakarta saat ini sekitar Rp4,4 juta. Level pertama adalah cashflow mengatur arus keluar-masuk uang. Di sini, penting untuk mencatat seluruh pemasukan dan pengeluaran. Karena ruang gerak kita terbatas, setiap rupiah harus punya tujuan. Saya menyarankan pakai aturan 50-30-20:

  • 50% untuk kebutuhan (Rp2,2 juta)

  • 30% untuk keinginan (Rp1,32 juta)

  • 20% untuk investasi (Rp880 ribu)

Kalau bisa lebih besar porsinya untuk investasi, tentu lebih baik. Tapi yang terpenting adalah membentuk habit mengalokasikan uang secara sadar dan disiplin.

Level kedua dalam piramida keuangan adalah proteksi, yaitu dana darurat dan asuransi. Dana darurat adalah tabungan yang tidak boleh disentuh kecuali dalam kondisi mendesak, seperti kebutuhan medis atau keluarga. Idealnya dana darurat sebesar 3–6 kali pengeluaran bulanan. Misalnya jika pengeluaranmu sekitar Rp3 juta, maka minimal punya Rp9 juta di tabungan. Untuk asuransi, pilih yang sesuai kebutuhan dan kemampuan, karena sekarang banyak yang terjangkau bahkan dengan premi ratusan ribu per tahun.

Baca Juga: Akhirnya! Kang RK Jalani Tes DNA Anak Lisa Mariana, Hasilnya...

Masuk ke level ketiga yaitu investasi. Tapi dengan gaji terbatas, investasi harus dilakukan cerdas. Saya pribadi membagi porsi investasi menjadi dua:

  • 50% untuk investasi menciptakan income baru (misalnya pelatihan, buku, atau kursus)

  • 50% untuk investasi ke instrumen keuangan (seperti reksa dana)

Kenapa perlu keduanya? Karena investasi ke diri sendiri bisa memberikan return yang jauh lebih besar dalam jangka panjang. Bayangkan hanya dengan membeli buku seharga Rp300 ribu atau ikut pelatihan skill, kamu bisa membangun usaha atau dapat penghasilan tambahan puluhan juta. Tapi di sisi lain, investasi keuangan membentuk mindset konsistensi. Mulai dari nominal kecil Rp50 ribu atau Rp100 ribu untuk membiasakan diri menabung dan berinvestasi secara teratur.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Edgar Marlen

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X