4. Pemberian Suplemen Gizi
Dalam beberapa kasus, terutama di daerah dengan prevalensi stunting yang tinggi, pemberian suplemen gizi seperti vitamin A, zat besi, atau suplemen lainnya bisa diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak yang tidak bisa dipenuhi hanya dari makanan sehari-hari.
Suplemen ini harus diberikan sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan untuk menghindari kekurangan atau kelebihan nutrisi.
5. Pola Makan Seimbang untuk Ibu Hamil
Pencegahan stunting dimulai sejak masa kehamilan. Ibu hamil harus memastikan bahwa mereka mengonsumsi makanan yang seimbang dan bergizi untuk mendukung pertumbuhan janin.
Kekurangan gizi selama kehamilan bisa berdampak pada pertumbuhan janin, yang nantinya dapat meningkatkan risiko stunting pada anak.
Konsumsi makanan yang kaya akan zat besi, asam folat, protein, dan nutrisi penting lainnya sangat dianjurkan selama kehamilan.
6. Perbaikan Sanitasi dan Akses Air Bersih
Sanitasi yang buruk dan kurangnya akses terhadap air bersih juga berkontribusi terhadap stunting. Infeksi akibat air yang tercemar dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan mengurangi kemampuan tubuh anak untuk menyerap nutrisi.
Oleh karena itu, memastikan kebersihan lingkungan, akses air bersih, dan praktik kebersihan yang baik seperti mencuci tangan sebelum makan dan setelah menggunakan toilet adalah langkah penting dalam mencegah stunting.
7. Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan
Penting bagi orang tua untuk terus meningkatkan pengetahuan mereka tentang kesehatan anak melalui berbagai program pendidikan dan penyuluhan.
Pemerintah dan lembaga kesehatan sering mengadakan program-program yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai gizi, pola asuh, dan kesehatan anak.
Mengikuti program ini dapat membantu orang tua mendapatkan informasi terbaru dan tips praktis dalam menjaga kesehatan dan mencegah stunting pada anak.
Negara Pengidap Stunting Terbanyak