Kehadiran bangsa asing yang menindas, perjuangan panjang melawan penjajahan, hingga akhirnya mencapai kemerdekaan, sering kali dikaitkan dengan siklus kehancuran dan kebangkitan yang diramalkan Jayabaya.
Selain itu, ramalan Jayabaya juga sering menjadi acuan dalam melihat kondisi sosial-politik di era kontemporer.
Fenomena ketidakstabilan politik, krisis ekonomi, dan masalah sosial yang terjadi di Indonesia sering kali dianggap sebagai bagian dari siklus kehancuran yang telah diramalkan, sementara harapan akan pemimpin yang mampu membawa perubahan positif diidentifikasi dengan figur Ratu Adil.
Bagi sebagian kalangan, ramalan Jayabaya juga mengandung pesan spiritual yang mendalam. Kehancuran yang diramalkan bukan semata-mata kehancuran fisik, melainkan juga simbol dari kehancuran moral dan spiritual manusia.
Dengan demikian, ramalan ini menjadi peringatan agar masyarakat tidak melupakan nilai-nilai kebijaksanaan dan kebaikan di tengah arus modernisasi dan globalisasi.
Relevansi Ramalan Jayabaya untuk Masa Kini
Meski ramalan Jayabaya ditulis berabad-abad lalu, pesan-pesan di dalamnya tetap relevan hingga saat ini.
Dalam kondisi politik dan sosial yang sering tidak stabil, ramalan tentang kehancuran Jawa bisa diartikan sebagai refleksi terhadap apa yang terjadi di banyak aspek kehidupan modern.
Sementara itu, ramalan tentang kebangkitan dan kemakmuran menjadi sumber harapan bagi mereka yang percaya bahwa setiap krisis pada akhirnya akan membawa era baru yang lebih baik.
Pada akhirnya, ramalan Jayabaya bukan sekadar prediksi tentang masa depan, melainkan juga cerminan dari keprihatinan dan harapan masyarakat Jawa tentang masa depan mereka.
Jayabaya, melalui ramalannya, menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang siklus kehidupan dan perubahan yang tak terelakkan. Kegelisahan tentang kehancuran dan optimisme tentang kebangkitan adalah tema universal yang terus menggema dari generasi ke generasi.
Bagi masyarakat Jawa, ramalan Jayabaya bukan hanya mitos, tetapi juga panduan moral dan spiritual yang mengingatkan pentingnya keseimbangan antara kekuasaan, kebijaksanaan, dan tanggung jawab dalam menciptakan masa depan yang lebih baik. ***