SEWAKTU.COM -- Topik asmara selalu jadi salah satu bahasan terpopuler dalam psikologi baik itu soal pacaran, pernikahan, atau bahkan hubungan tanpa status. Banyak orang percaya bahwa kunci hubungan yang langgeng adalah komunikasi. Logikanya sederhana: kalau ada masalah, bicarakan, dan semuanya akan baik-baik saja. Tapi kenyataannya, komunikasi saja tidak cukup. Bahkan, dalam kondisi emosi yang memuncak, komunikasi justru bisa memperburuk suasana.
Salah satu kesalahan umum dalam hubungan adalah saat awal pendekatan (PDKT), di mana masing-masing berusaha menampilkan versi terbaik dari dirinya memakai "topeng" agar terlihat sempurna di mata pasangan. Namun, seiring waktu, topeng itu akan lepas, dan kekurangan asli mulai terlihat. Di sinilah sering muncul konflik. Meski diusahakan untuk dibicarakan, sering kali konflik tidak selesai karena komunikasi dilakukan dengan emosi atau tanpa pemahaman yang mendalam.
Menurut John Gottman, seorang pakar pernikahan ternama, hal yang paling penting dalam mempertahankan hubungan bukan hanya komunikasi, tapi perasaan positif terhadap pasangan. Perasaan seperti syukur, sayang, dan senang saat bersama pasangan menciptakan “positive sentiment override”—sebuah kondisi di mana kita cenderung melihat pasangan secara positif, bahkan saat ada masalah. Ini membuat konflik lebih jarang terjadi dan lebih mudah diselesaikan.
Baca Juga: Akhirnya! Kang RK Jalani Tes DNA Anak Lisa Mariana, Hasilnya...
Namun, perasaan positif ini tidak muncul begitu saja. Butuh usaha sejak sebelum hubungan dimulai. Caranya adalah dengan menjadi diri sendiri sejak awal, tidak berpura-pura sempurna. Biarkan pasangan tahu kelemahan dan ketakutan kita, dan kita pun harus benar-benar mengenal pasangan secara mendalam, termasuk kekurangannya. Dengan saling menerima apa adanya, hubungan menjadi lebih autentik dan stabil.
Kesimpulannya, hubungan yang sehat dan langgeng dibangun bukan hanya dari komunikasi, tapi juga dari kejujuran, penerimaan, dan perasaan positif yang terus dipelihara. Karena ketika rasa sayang tetap tumbuh, bahkan konflik pun bisa jadi kesempatan untuk semakin dekat.