SEWAKTU.COM -- Masha and the Bear pertama kali tayang di Indonesia pada tahun 2013 dan mulai populer setahun setelahnya. Padahal, di Rusia sendiri animasi ini sudah rilis sejak 2009. Kepopulerannya sangat cepat, bahkan kini ditayangkan di lebih dari 22 negara dan ditonton miliaran kali di berbagai platform.
Meski begitu, serial ini sempat menuai kontroversi. Banyak orang tua menganggap tingkah nakal Masha bisa berdampak buruk pada anak-anak. Namun seiring waktu, Masha and the Bear justru menjadi salah satu animasi favorit di dunia.
Baca Juga: Wakil Bupati Jaro Ade Pimpin Upacara Penurunan Bendera HUT ke-80 RI di Cibinong
Di balik popularitasnya, muncul teori gelap tentang asal-usul kisah ini. Salah satu yang paling sering dibicarakan adalah cerita mengenai seorang anak bernama Masha yang tewas diterkam beruang sirkus. Teori ini dianggap masuk akal oleh sebagian orang karena dalam beberapa episode terdapat simbol-simbol yang mengarah pada sirkus, seperti foto beruang dengan harimau hingga kehadiran mobil ambulans.
Namun, teori itu berbeda jauh dari kenyataan. Sang kreator menjelaskan bahwa Masha and the Bear terinspirasi dari cerita rakyat Rusia dengan judul serupa. Dalam dongeng tersebut, Masha adalah gadis kecil yang tersesat di hutan lalu ditawan seekor beruang. Dengan kecerdikannya, ia berhasil melarikan diri dan kembali ke rumah kakek-neneknya.
Baca Juga: Pemkot Bekasi Gelar Tabur Bunga di Sasak Kapuk, Kenang Perjuangan Pahlawan pada HUT RI ke-80
Karakter Masha sendiri juga lahir dari pengalaman pribadi penulisnya, Oleg Kuzovkov. Ia pernah melihat seorang anak kecil di pantai yang sangat aktif dan usil, mengganggu orang-orang di sekitarnya. Dari situlah muncul inspirasi menciptakan karakter Masha yang nakal, penuh energi, namun tetap menggemaskan.
Jadi, meski teori gelap kerap dikaitkan dengan animasi ini, sebenarnya Masha and the Bear hanyalah adaptasi modern dari kisah rakyat Rusia, dengan sentuhan pengalaman nyata sang kreator.