Kini, petani Indonesia menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Bukan hanya soal harga pupuk dan hasil panen, tapi juga soal:
- Alih Fungsi Lahan yang Masif
- Persaingan dengan Produk Impor
- Akses Teknologi yang Masih Terbatas
- Ketimpangan Kesejahteraan
Namun, ada juga harapan baru: generasi muda yang mulai kembali melirik dunia pertanian melalui konsep petani milenial dengan pendekatan teknologi.
Baca Juga: Ulang Tahun ke-26, Alfamart Branch Bogor Tunjukan Kontribusi Sosial lewat Donor Darah Serentak
Refleksi dan Harapan
Hari Tani Nasional 2025 seharusnya menjadi cermin: sudahkah kita memberi tempat yang layak bagi para petani?
Sejarah UUPA 1960 memberi pesan bahwa tanah adalah untuk rakyat, bukan segelintir pihak. Kini, tantangannya adalah bagaimana mewujudkan cita-cita itu di tengah perubahan zaman.
Petani bukan hanya pekerja di sawah—mereka adalah penjaga kehidupan. Tanpa mereka, pangan bangsa terancam. Karena itu, Hari Tani adalah milik kita semua, bukan hanya milik petani.***