Tak ada atmosfer yang membangunkan romantika kehidupan warga kotanya. Padahal, di sekitar kawasan itu merupakan wilayah pertokoan modern, yang memanjakan suasana pusat perkotaan Garut.
Baca Juga: Kuliner Bogor di Suryakencana, Beragam Kuliner Tersedia disini!
Akan tetapi, modernisasi pertokoan itu tak mampu memburamkan pamor Pasar Ceplak, yang memang tidak berbatas waktu. Beralasan, tanpa kegiatan pasar jajanan itu, rona kehidupan malam di pusat kota Garut pun sunyi.
Mereka bisa rekreasi, jalan-jalan bersama keluarga menyinggahi pusat jajanan malam. Itu lokasi keramaian malam milik Garut satu-satunya, yang kelangsungannya melintasi estafet kisah panjang warga setempat.
Pasar Ceplak menjadi fenomenal. Tak seorang warga pun menduga, jika sejumlah warga pedagang bakal turun-temurun melestarikan 'pasar malam' itu.
Baca Juga: Kuliner Bogor Terbaik 2022, Banyak dicari Para Pelancong
Cuplak-ceplak pun dipahami sebagai aksi makan seenaknya. Cara makan bergaya urakan, yang dinilai melawan adat tatakrama. Acapkali pula dianggap kampungan!
Namun bunyi mulut dari para penyantap jajanan yang terkesan cuplak-ceplak itu, menginspirasi kelahiran nama pasar. Jauh sebelum lokasi kegiatan usaha warga pedagang jajanan itu mencuat, hingga dikenal dengan Pasar Ceplak.
Hanya segelintir pedagang kecil mulai membuka kehidupannya di sekitar emper pembatas areal Alun-alun Garut, dan halaman depan hingga sebelah barat Masjid Agung.
Baca Juga: Kuliner Malam Bogor di Taman Kencana Bogor, Nongkrong Asyik sambil Kulineran
Pada putaran 1959, derap kegiatan itu berangsur memecah sunyi dalam keremangan malam, yang amat mendekap kerindangan Alun-alun Garut, berhias bangunan tua Babancong. Dulu cikal bakal Pasar Ceplak itu sempat populer dengan sebutan Pasar Kaum, karena berlokasi di dekat Masjid Agung.
Bukan saja mendekatkan jarak ke Bioskop Odeon (Cikuray) dan dekat dijangkau dari Garden, namun juga sangat mendukung kehidupan padepokan seni tradisional sandiwara Sunda “Margaluyu” di seberang Kantor Pos & Giro.
Keramaian pusat kota pun terbagi dengan beberapa sarana hiburan, termasuk Bioskop 'Tjung Hwa' (Sumbersari) di sebelah timur. Dalam perkembangannya kemudian, Garden yang berganti Bioskop Raya sampai 1967.
Baca Juga: Kuliner Bogor dekat Stasiun Bogor, Sudah Pernah Coba?
Pernah dikenal menjadi Bioskop Nasional hingga 'Garut Theatre', setelah mati suri selama 6 tahun. Riwayat bioskop ini berakhir di balik Gedung Kesenian 'Bale Paminton Inten Dewata'.