SEWAKTU.COM - Wisata kuliner Bogor di Gang Aut Suryakencana. Selain khas, kuliner di Gang Aut hampir rata-rata sudah berdiri sejak lebih dari 20 tahun lalu.
Bahkan Gang Aut sendir merupakan salah satu jalan legendaris yang berada di Suryakencana dan banyak melahirkan kuliner Bogor yang sekarag kita kenal.
Dari makanan berkuah sampai minuman yang menyegarkan ada semua disini. Jadi, siapkan catatan dan simak baik-baik ya penjelasan dibawah ini!
Baca Juga: Rekomendasi Kuliner Bogor, Kuliner Pilihan yang Selalu Jadi Gacoan!
Bakso berukuran sedang bertabur potongan kikil dan daging di atasnya, membuat tampilannya menggugah selera. Perpaduan yang pas ketika bakso bertekstur sangat lembut tapi padat, bercampur kikil yang renyah di mulut.
Walaupun menggunakan kikil, namun menurut sang pemilik, baksonya memiliki kadar lemak yang sangat sedikit sehinnga aman dikonsumsi untuk menghindari kolesterol. Bahan dasar bir kotjok terdiri dari jahe, kayu manis, cengkeh, gula pasir dan aren.
Bahkan jahe yang digunakannya hanya jahe merah. Minuman segar yang dijajakan secara sederhana dengan gerobak roda.
Baca Juga: Kuliner Khas Bogor Asinan Ny Yenny, Bisa Makan Ditempat dan Dijadikan Oleh-oleh!
Lumpia basah khas Bogor ini berbeda dengan lumpia ala Semarang. Jika lumpia Semarang memakai isian rebung, telur, dan cacahan udang, sedangkan lumpia basah khas Bogor ini berisi cacahan bengkuang, toge, tahu, ebi giling dan telur lalu dibalut dengan kulit lumpia basah.
Urap adalah sayuran yang dibubuhi kelapa yang telah digoreng dan diberi bumbu yang rasanya gurih. Nah, urap talas khas Bogor ini berisi talas rebus ditambah parutan kelapa muda yang dibubuhi serutan gula merah.
Selain itu, ditambah dodongkal di urap talasnya. Dodongkal merupakan olahan tepung beras yang ditambahkan gula merah di dalamnya.
Baca Juga: Kuliner Khas Bogor Bikin Jatuh Hati! Nikmatnya Tak Tertandingi!
Cungkring merupakan salah satu panganan khas Bogor yang berbahan dasar kaki sapi. Yang membuat makanan ini khas ialah kaki sapi dan lontong yang disiram dengan sambal kacang (bumbu sate), lalu ditambah gorengan tempe.
Cungkring Pak Jumat sudah ada sejak tahun 1975, dan masih menggunakan panggulan untuk menjual makanannya.