Marilah membiasakan diri untuk menjadi pribadi yang merdeka. Jangan pula kita menjadi penjajah-penjajah modern yang menindas bangsanya sendiri.
Marilah menjadi pribadi yang memiliki komitmen dan prinsip. Janganlah mengkhianati para pahlawan kita dengan melakukan pekerjaan yang berlawanan dengan moral dan hati nurani.
Baca Juga: Angga Wijaya Minta Maaf Telah Palsukan Tanda Tangan Kontrak Dewi Perssik
Bapak ibu, di ulang tahun kemerdekaan ke 77 Indonesia yang ini perlulah kita merenungkan diri. Apa yang telah kita lakukan untuk bangsa dan tanah air kita selama ini.
Terlebih di tengah pandemi Covid-19 yang masih menjadi momok tersendiri bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Marilah kita menengok sekitar, adakah kawan, tetangga, dan kerabat kita yang membutuhkan bantuan.
Janganlah kiranya kita menutup mata dan telinga ketika melihat saudara kita sedang kesusahan. Kita harus percaya, membantu melalui hal-hal sederhana dapat memberikan dampak yang besar bagi kehidupan umat manusia.
Marilah membangun bangsa dengan langkah sederhana yang kian pasti. Marilah membantu sesama dengan hal sederhana yang kita miliki.
Bapak ibu sekalian,
Demikian yang dapat saya sampaikan. Izinkan saya menutup kata sambutan ini dengan mengutip perkataan Bung Karno yang Ia sampaikan dalam salah satu pidatonya:
“Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita belum selesai. Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyaknya keringat” (Pidato HUT Proklamasi, 1950 Soekarno).
Wabilahitaufiq walhidayah Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.***