SEWAKTU.com - Ini dia beberapa fakta psikologi tentang rindu. Nyatanya memang kerinduan kepada seseorang baik pasangan, orang tua maupun orang terdekat tidak dapat dihindari.
Apalagi saat ada jarak yang memisahkan, rasanya ingin segera dipertemukan. Nah, tahukah kamu bahwa rindu atau kangen itu tercipta berkaitan dengan proses yang ada di tubuh manusia? Lantas, apa saja fakta psikologi tentang rindu tersebut?
Rindupun juga tak selamanya baik karena ada bahaya yang mengintai. Dari pada berlama-lama lagi, langsung saja simak penjelasan fakta psikologi tentang rindu berikut ini ya!
1. Berjauhan dengan seseorang menyebabkan proses pembentukan beberapa hormon di tubuh berubah, itulah sebabnya rindu terjadi
Menurut Clarissa Silva (Behavioral scientist, relationship coach), selain estrogen dan testosteron, tubuh akan memproduksi hormon dopamin, serotonin dan oksitosin. Ketika seseorang sedang jatuh cinta, maka tubuh akan dengan mudah memproduksi hormon tersebut, sebaliknya saat berjauhan, produksi hormon tersebut akan mereda. Inilah sebabnya terjadi rasa rindu serta keinginan untuk bertemu seseorang yang dicintai.
Gabrille Lichtermen dari Hormone Horoscope menjelaskan bahwa hormon dopamin berkaitan dengan rasa bahagia, sakit dan hasrat maka jika bersama dengan orang yang dicintai, rasa bahagia akan mendominasi.
Hal ini berkaitan dengan hormon serotonin yang berperan sebagai pengendali stres, nasfsu makan dan suasana hati. Saat dekat maka yang terbentuk adalah suasana hati yang ceria dan tidak terjadi stres, dan sebaliknya jika jauh dari pasangan maka bisa menimbulkan rasa stres dan memunculkan khawatir.
Kedua hormon tersebut mempengaruhi hormon oksitosin yang terkait dengan ikatan emosional antar seseorang. Maka dari itu, saat bertemu seseorang yang dirindukan akan terasa melegakan dan penuh kebahagiaan.
2. Kecanduan rindu bisa berbahaya untuk kesehatan dan aktivitas sehari-hari loh!
Salah satu hormon yang berpengaruh terhadap rindu adalah serotonin yang salah satu perannya adalah pengendali stres. Nah, ketika rindu berlebihan akan menyebabkan perasaan tidak bahagia dan semakin stres memikirkan.
Sayangnya orang tidak sadar bahwa stres akan menyebabkan banyak dampak negatif untuk keseharian dan kesehatan, di antaranya susah fokus, emosi menjadi tak terkendali, sulit melindungi dari serangan penyakit dan mempengaruhi hormon yang lain.
Dampak nyatanya adalah terjadi peningkatan produksi hormon kortisol yang menyebabkan otak bekerja aktif melawan penyebab stres dan ini akan berdampak ke kualitas tidur yang rendah.
Baca Juga: Menurut Psikologi Orang Sering Berkata Kasar, Begini Kata Psikolog Dokter Francis Compton