SEWAKTU.COM - Pernah berpikiran mengapa pribumi tidak melawan penjajah menggunakan ilmu santet padahal ilmunya sudah ada sejak zaman dahulu? Ternyata jawabannya cukup sederhana. Hal apa yang membuat mereka enggan menggunakan santet, ya?
Simak jawabannya di bawah ini! Ternyata ilmu santet pada zaman dahulu disebut sebagai goena-goena dan sering muncul dalam berita di koran Hindia Belanda. Kata goena-goena sendiri ternyata tidak hanya merujuk pada kasus santet, tetapi kasus lain yang ada di luar nalar manusia.
Saking banyaknya dan terkenalnya kasus ilmu santet, ternyata masyarakat Belanda yang tinggal di Indonesia pun memercayai ilmu yang satu ini. Namun, kasus goena-goena di berita zaman penjajahan hanya terjadi pada sesama pribumi saja.
Baca Juga: Ilmu Santet dan Ilmu Tenung, Paling Susah Disembuhkan! Berikut Penjelasannya
Tidak ada kasus santet yang terjadi dari pribumi ke masyarakat Belanda atau sesama masyarakat Belanda. Selain itu, ada juga beragam kasus goena-goena lain yang terjadi di Indonesia yang tertulis di koran-koran zaman penjajahan. Kasus santet juga hanya terjadi pada sesama pribumi saja. Goena-goena dilakukan untuk menebarkan teror ke orang-orang yang memiliki hubungan dengan pelaku santet.
Meski hanya terjadi pada sesama pribumi saja, tetap muncul pertanyaan mengapa santet tidak digunakan untuk melawan penjajah? Ternyata ada beberapa alasan yang bisa menjawab pertanyaan ini.
Baca Juga: Ilmu Santet Cirebon, Hati-hati Senjata Makan Tuan
Hal tersebut menjadi alasan mengapa pahlawan tidak mau menggunakan santet karena lebih memilih untuk memperjuangkan kemerdekaan menggunakan usaha sendiri. Ada pula alasan lain yang mengatakan Belanda juga ikut menyewa santet untuk menjaga serangan dari musuh. Mereka akan melakukan serangan balik jika terbukti ada tukang santet yang melakukan goena-goena pada tentara Belanda.
Fakta ini dibongkor oleh tim peneliti Universitas Gadjah Mada atau UGM yang meneliti santet. Para peneliti itu berasal dari Tim PKM-RSH UGM. Mereka melakukan penelitian terkait bagaimana santet dipahami di masyarakat dan bagaimana pemahaman tersebut berubah dari sesuatu yang memiliki nilai positif menuju hal yang sepenuhnya negatif sebagai ilmu hitam.
Baca Juga: Ilmu Santet Tertinggi, Jangkauannya Sampai Luar Negeri
Pemahaman masyarakat Indonesia secara umum terhadap santet dapat dibilang hanya sampai pada simpang siur tanpa adanya bukti valid. Minimnya pengetahuan berbukti valid itu bermuara pada terbentuknya beragam persepsi masyarakat.
Mayoritas persepsi tersebut menilai santet sebagai suatu hal yang negatif dan sudah selayaknya ditinggalkan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Izza dkk, keberadaan santet dengan segala ruang praktik dan nalar positif dalam masyarakat Jawa terekam dalam peninggalan-peninggalan tekstual, seperti manuskrip dan aktivitas manusia pada waktu itu.
Baca Juga: Ilmu Santet Jawa, Paling Sakti Namun bisa Dicegah? Simak Penjelasannya
Secara tekstual kata santet tidak ditemukan dalam manuskrip. Kata yang memiliki hubungan erat dengan santet adalah kata sathet, termuat dalam Serat Wedhasatmaka tahun 1905, yang berarti jenis pesona dengan menggambar’
Artikel Terkait
Ilmu Santet Berdasarkan Kejadian Nyata, Ngeri Abis!
Ilmu Santet Online di Era Digital, Ilmu Santet Masih Tetap Ada?
Ilmu Santet Ampuh Menggunakan Media Sebagai Perantaranya, Penasaran Apa Saja? Cek Disini
Ilmu Santet atau Ilmu Hitam, Kekuatan Supranatural untuk Mengendalikan Alam
Penangkal Ilmu Santet, Lebih Baik Mencegah dari Pada Mengobati