Bahasa Jaksel, Fenomena Sosial Greget yang Which is Diciptakan Anak Muda Overwhelm

- Kamis, 7 Juli 2022 | 23:43 WIB
Illustrasi Bahasa Jaksel, Fenomena Sosial Greget yang  Which is Diciptakan Anak Muda Overwhelm. (Foto/Pinterest.)
Illustrasi Bahasa Jaksel, Fenomena Sosial Greget yang Which is Diciptakan Anak Muda Overwhelm. (Foto/Pinterest.)

SEWAKTU.COM - Selain mengenal Bahasa daerah, orang Indonesia mengenal Bahasa Jaksel. Sebuah bahasa kebanggaan Gen Z yang lahir di Jakarta Selatan. Kalau film The Gods Must Be Crazy punya bahasa Jul’hoan yang unik dan kayak ada ketukannya itu, kita harusnya bangga karena punya aset serupa.

Bahasa Jaksel adalah sebuah fenomena sosial paling greget yang diciptakan anak muda overwhelm tapi underpaid. Nah, kan belum-belum saya sudah ketularan. Sebelum benar-benar main ke Jakarta Selatan, ada baiknya kamu hafalkan dulu istilah-istilah di bawah ini.

IMO adalah singkatan dari in my opinion dan Bahasa Jaksel ini sangat ampuh digunakan saat sedang debat online. Pokoknya nyerocos aja sampai berbusa lalu tambahkan kata sakti ini. Niscaya argumen Anda mungkin akan dimaklumi walau jelek.

Baca Juga: Ebook Gratis Islam, 5 Situs Download Ebook Gratis Islam! Cek Disini

FOMO adalah singkatan dari fear of missing out. Istilah ini cukup ilmiah aslinya, tapi jadi semakin lazim dipakai dalam percakapan konyol anak muda zaman sekarang. “Aduh FOMO banget gue, TBL tuh artinya ‘takut banget loh’.

Gaslighting adalah upaya manipulasi dari satu pihak dengan memberikan pendapat dan pandangan ngawur yang cenderung memaksa. Tapi, anak zaman sekarang kayaknya banyak banget yang jadi korban gaslighting.

Sedikit-sedikit bikin thread gaslighting di Twitter. Over itu artinya berlebihan. Cukup sampai sini saja, seharusnya kamu sudah hampir menguasai setengah bahasa jaksel. Overwhelm itu berlebihan, meluap-luap. Overwork itu kebanyakan kerja. Overreact itu reaksinya berlebihan.Overthinking itu kebanyakan pikiran.

Baca Juga: Ebook Novel Tere Liye, Kegiatan Menulisnya Hanya Hobi? Begini Penjelasannya

CMIIW adalah singkatan dari correct me if I’m wrong yang biasa jadi istilah ajaib saat seseorang mencoba sok tahu dan sok paling ngerti. “Si Anya nih katanya suka babi guling ya? CMIIW sih.” Saya juga nggak tahu kenapa anak Jaksel sering menyampaikan sesuatu yang bahkan mereka sendiri ragu-ragu.

Biasanya pada kata-kata tertentu diganti. Apa yang terjadi pada anak gaul Jakarta Selatan adalah campur kode karena identitas. Mereka Ingin menunjukkan bahwa mereka adalah kaum yang terdidik, berpengetahuan luas, luas pergaulan, dan sejenisnya.

Lalu apakah kita perlu khawatir penggunaan campur kode ini? Tentu jelas tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Mengapa? Setiap generasi selalu ada bahasa gaul yang berkembang dan digunakan saat itu.

Baca Juga: Ebook Dale Carnegie, Berikut 10 Kutipan Terkenal Dari Ebook-nya!

Namun, waktulah yang membuktikan bahwa umumnya bahasa gaul tersebut tidak akan bertahan terus-terusan. Jikapun masih digunakan itu hanya berlaku di percakapan informal.

Tentu dulu pernah kita temui bahasa gaul seperti miapah (demi apa), enelan (beneran), dan lain sebagainya yang sekarang sudah tidak terdengar lagi penggunaannya. Sebenarnya di dalam bahasa Inggris, kata-kata yang digunakan anak Jakarta Selatan bukanlah bahasa gaul.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ananta Wira Mahmuda

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X