Ritual Pesugihan Gunung Kemukus, Syarat Berhubungan Badan Sebanyak 7 Kali

- Kamis, 21 Juli 2022 | 13:13 WIB
Ilustrasi pesugihan gunung kemukus.  (pixabay)
Ilustrasi pesugihan gunung kemukus. (pixabay)

Kebanyakan dari mereka adalah wanita paruh baya yang telah menyerahkan sisa hidup mereka untuk mencari nafkah sebagai kupu-kupu malam.

Mitos yang berkembang di masyarakat sekitar Gunung Kemukus, asal usul pesugihan ini bermula sejak kerajaan Majapahit masa silam.

Baca Juga: Destinasi Wisata Terbaik di Makassar, Berlibur dan Menikmati Keindahannya

Dikisahkan seorang pangeran yang berasal dari kerajaan majapahit bernama Pangeran Samudro jatuh cinta pada ibu kandungnya sendiri yang bernama Dewi Ontrowulan.

Cinta terlarang ini tentu saja sangat tidak bermoral, ayah Pangeran Samudro yang juga suami dari Dewi Ontrowulan yakni Raja Ontrorejo ketika mengetahui hal tersebut, sontak langsung mengusir putranya dari istana kerajaan.

Pengusiran itu dimaksudkan agar cinta terlarang itu tidak terus berlanjut dan agar hal memalukan itu tidak diketahui oleh rakyat dan penghuni kerajaan yang lain.

Namun tak disangka setelah kepergian putranya yakni Pangeran Samudro, Dewi Ontrowulan bukannya tetap berada di kerajaan justru malah menyusul putranya bermukim disebuah gunung yang bernama Gunung Kemukus.

Baca Juga: Daftar Wisata Makassar Terkenal, Tak Kalah Keren dan Menyenangkan

Di gunung inilah cinta terlarang antara anak dan ibu kandung bertaut. Hubungan badan antara keduanya tidak bisa terelakan lagi.

Mengetahui hal tersebut Raja Ontrorejo tidak terima, dengan ditemani beberapa pasukan bersenjata, sang raja menyusul anak dan istrinya ke Gunung Kemukus untuk menghukum keduanya.

Sesampainya di Gunung Kemukus Sang Raja melihat dengan mata kepalanya sendiri istri dan anaknya tengah melakukan hubungan suami istri dengan sangat mesra.

Sontak sang raja geram, diperintahkannya para pasukan untuk menangkap keduanya untuk kemudian dihukum gantung pada saat itu juga.

Baca Juga: Tempat Wisata Makassar Terbaru, Suasana Nyaman Untuk Liburan Anda

Sebelum di hukum Pangeran Samudro berikrar dengan kata-kata berikut

"Ayah aku tahu perbuatanku ini salah, aku sangat menyadari hal itu. Namun kecintaanku pada ibuku membawa aku kepada sebuah rasa yang tak mungkin dapat dihalangi oleh Tuhan sekalipun. Maka sebelum menemui ajalku di tiang gantung ini dengan ini aku berikrar bahwa bagi siapa saja orang yang meniru perbuatanku melakukan hubungan badan ditempat terbuka diwilayah gunung ini aku akan membantunya dalam hal apapun, sehingga keinginannya dapat terkabul" Begitulah ikrar dari Pangeran Samudro.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Gilang

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X