Menurut Psikologi Soal Seseorang Mudah Menangis, Kalian Apakah Termasuk?

- Rabu, 14 September 2022 | 19:36 WIB
Menurut Psikologi Soal Seseorang Mudah Menangis, Kalian Apakah Termasuk?
Menurut Psikologi Soal Seseorang Mudah Menangis, Kalian Apakah Termasuk?

Orang yang mudah menangis cenderung perasa, penyayang, dan memiliki empati yang tinggi terhadap orang lain.

Mereka cerdas dalam memahami kondisi orang lain, sehingga membuat mereka lebih mudah meneteskan air mata.

Mudah menangis juga menandakan bahwa mereka adalah orang yang penyayang, baik kepada diri sendiri, orang lain, dan alam.

Mereka akan memelukmu dan memberi motivasi jika kamu menceritakan kesulitan hidupmu. Kecerdasan emosi yang mereka miliki membuatnya mudah berteman dengan siapa saja, karena ia pintar beradaptasi, memahami kapan harus mendengarkan, kapan harus serius dan bercanda.

3. Mereka Si Jujur yang Tidak Peduli Peran Gender atau Pandangan Sosial

Menangis menjadi stigma ditengah masyarakat dan kedua jenis kelamin. Jika seseorang menangis maka ia hancur, lemah, dan berantakan. Jika laki-laki menangis maka ia banci, pecundang dan tidak cukup jantan.

Semua perkataan-perkataan ini mendorong orang-orang yang sensitif untuk menyembunyikan perasaannya di dalam batin. Hal ini tentu disebabkan pengetahuan masyarakat kita yang belum cukup luas mengenai psikologi.

Sebab faktanya, orang yang mudah menangis adalah orang yang jujur. Mereka berani menunjukkan dirinya apa adanya tanpa mempedulikan peran gender atau pandangan sosial.

Hanya saja sejak kecil kita tidak dibentuk untuk memahami orang-orang sensitif. Maka orang-orang yang berani menangis di depan umum bukan hanya disebut pemberani, mereka layak disebut aktivis untuk masyarakat yang lebih cerdas dan sehat emosional.

Baca Juga: Menurut Pakar Psikologi Saat Sulit Melupakan Seseorang,Kalian Merasakannya

4. Mereka Lebih Kuat Secara Fisik dan Mental

Dalam psikologis, menangis dapat membantu kita melepaskan hormon endorfin atau “rasa enak” yang juga bisa mengurangi rasa sakit secara alami.

Benar saja, ketika seseorang menangis tubuh akan mengeluarkan seluruh toxic-toxic yang tertahan sehingga setelah menangis kita akan merasa lebih kuat secara fisik dan mental.

Sementara ketika emosi sedang berantakan dan kita menahan diri dengan berpikir seperti “Aku kuat!” “Aku tidak apa-apa” maka yang ada kita menjadi lebih berantakan.

Menurut psikologis, luka batin yang terpendam butuh pelepasan. Jika disimpan terus menerus maka ruang jiwa kita akan penuh dan hal itulah yang menyebabkan gangguan mental.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muchamad Rizky Dermawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X