Pesan untuk Para Remuda Muslim: Utamakan Agama Islam Dibanding Dunia

- Selasa, 26 Oktober 2021 | 12:22 WIB
Umat Muslim melaksanakan salat berjamaah dengan menjaga jarak di Masjid Al-Barkah, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (30/9/2021). Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis mengeluakan imbauan umat muslim dapat merapatkan saat shaf salat berjamaah di masjid bagi daerah yang kasus COVID-19 telah dapat dikendalikan dengan tetap menggunakan masker. ANTARA FOTO/Suwandy (Suwandy)
Umat Muslim melaksanakan salat berjamaah dengan menjaga jarak di Masjid Al-Barkah, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (30/9/2021). Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis mengeluakan imbauan umat muslim dapat merapatkan saat shaf salat berjamaah di masjid bagi daerah yang kasus COVID-19 telah dapat dikendalikan dengan tetap menggunakan masker. ANTARA FOTO/Suwandy (Suwandy)

SEWAKTU.com -- Di era saat ini banyak sekali para pemuda pemeluk agama Islam yang mengukur standar kesuksesannya hanya dengan barometer karier dan prestise duniawinya. Sukses di hadapan Allah SWT, suskses di Hadapan Rasulullah SAW, sukses dihadapan di mata masyarakat mukmin suka tidak diperhatikan. 

Para remaja Muslim hanya memikirkan bagaimana caranya abis seusai kuliah dapet kerja, menikah, punya anak, dan dapat banyak uang. Padahal sesungguhnya kehidupan di dunia ini  adalah kesenangan yang menipu.

Dahulu ketika perang uhud, ada salah satu sahabat Rasulullah SAW yang bernama Hanzalah, anak Abu Amir yang mengaku sebagai pengikut Ibrahim. Yang sedang berada di dalam kemah musuh di kaki Bukit Uhud.

Baca Juga: Simak! Tips Lepas dari Toxic Relationship dan Mampu Mencintai Diri Sendiri

Hari itu pernikahan Hanzalah yang telah direncanakan seminggu sebelumnya. Ia bertunangan dengan sepupunya, Jamilah putri Ibn Ubayy. 

Ia keberatan menangguhkan pernikahannya itu, tetapi ia tetap ingin turut berangkat perang. Nabi memutuskan agar pernikahan Hanzalah tetap dilaksanakan, dimeriahkan dan dipersilahkan menghabiskan malamnya di Madinah. 

Sebelum matahari terbit, dimungkinkan belum terjadi penyerangan sehingga Hanzalah masih punya waktu yang cukup untuk turut berangkat bersama Nabi esok paginya. Hal itu diketahui Nabi setelah memperkirakan rute yang ditempuh oleh kaum musuh. (Martin Lings, 2019)

Di Madinah , malam itu pernikahan Hanzhalah dan Jamilah sudah dilaksanakan. Dalam tidurnya yang sebentar, Jamilah bermimpi melihat suaminya berdiri di pintu depan surga, dan pintu itu terbuka untuknya. Maka, ia masuk, dan pintu itu segera tertutup kembali. Saat terjaga, ia berkata dalam hati, Itulah kesyahidan.

Baca Juga: Drakor Yumi's Cells Sub Indo Episode 13, Woong Cemburu Pindah dari Rumah Yumi

Mereka pun berwudhu dan salat subuh bersama. Hanzhalah pamit pada istrinya, tapi sang istri mendekapnya erat-erat dan tidak melepaskannya pergi sehingga ia pun merebahkan diri lagi disamping istrinya. Kemudian, ia segera melepaskan diri dari pelukan istrinya, tanpa bersuci lagi, mengenakan baju perangnya, mencangklong senjata, dan bergegas pergi dari rumahnya. (Martin Lings, 2019)

Ketika nabi selesai memberikan khotbah kepada tentara muslim lainnya, Hanzhalah maju ke depan dan memberi hormat. Ia baru saja datang dari Madinah. Saat perang uhud sedang berlangsung Abu Sufyan nyaris terhindar dari pedang Hanzhalah, yang bertempur dengan gagahberani di tengah-tengah medan perang dan hampir menjatuhkannya, ketika seorang lelaki dari Layts datang dari samping dan menusuk Hanzhalah dengan tombaknya, menjatuhkan dan membunuhnya dengan tusukan yang kedua. (Martin Lings, 2019)

Baca Juga: Menyehatkan Jantung, Melindungi Mata Serta Beberapa Manfaat Ini Ada Dalam Kandungan Buah Alpukat

Rasulullah SAW berkata, sahabat kalian maksudnya Hanzhalah œsedang dimandikan oleh para malaikat. Dan beberapa waktu kemudian, beliau berkata kepada Jamilah saat meminta penjelasan, Aku melihat para malaikat memandikan Hanzhalah di antara langit dan bumi dengan air dari awan dengan bejana-bejana perak. Maka,Jamilah menceritakan mimpinya kepada Nabi, dan karena takut terlambat sampai ke medan perang,suaminya belum bersuci seperti biasanya. (Martin Lings, 2019)

Dari cerita di atas ada hikmah yang bisa kita ambil yaitu seorang pemuda yang baru saja menikah lalu keesokan harinya langsung ikut untuk membela agama Allah, berperang bersama Rasulullah dan wafat sebagai syahid dihadapan Allah SWT. Sungguh kematian yang sangat didambakan oleh kaum muslimin di seluruh dunia.

Baca Juga: Gagal Jadi Tuan Rumah Putaran II Grup A Liga 2, Manajemen PSMS Medan Kecewa

Di zaman saat ini para pemuda harus terus menjaga dan membela agama Allah SWT dengan cara berdakwah. Apalagi saat ini banyak sekali media untuk memberikan pesan dakwah seperti lewat Instagram, WhatsApp, YouTube, dan masih banyak yang lainnya. Allah SWT berfirman Maka janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan sebagai muslim. (QS Al Baqarah [2]: 132)

Bagaimana mungkin peradaban Islam maju kalau kita kasih yang sisa untuk Islam. Dan salah satu cara agar kita secara total sebagai seorang muslim adalah dengan cara berdakwah. Marilah kita sebagai pemuda saat ini, kita maknai hari sumpah pemuda dengan cara terus memberikan kebermanfaatan kepada orang banyak dan terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa melalui pesan islam yang damai.***

Halaman:
1
2
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Sumber: Ivan Wirayumar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Menyambut Ramadhan 2026: Sejarah, Ritual, dan Harapan

Selasa, 23 September 2025 | 18:03 WIB

1 Ramadhan 1447 H Kapan? Simak Perkiraan Puasa 2026

Selasa, 23 September 2025 | 17:44 WIB

Amalan dan Doa Rabu Wekasan 20 Agustus 2025

Selasa, 19 Agustus 2025 | 20:23 WIB
X