Bacaan dan Arti Surat Al Hujurat ayat 12, Larangan Ghibah dan Adab Persaudaraan

- Senin, 8 November 2021 | 14:06 WIB
Surat Al-Waqi’ah bisa datangkan kekayaan dan mencegah kemiskinan. (PIXABAY - kaheel7)
Surat Al-Waqi’ah bisa datangkan kekayaan dan mencegah kemiskinan. (PIXABAY - kaheel7)

SEWAKTU.com -- Surat Al Hujurat ayat 12 merupakan ayat yang masuk kedalam golongan Madaniyah atau turun di Madinah ini menerangkan tentang prasangka baik dan adab persaudaraan.

Surat Al Hujurat memiliki arti kamar-kamar, kata ini diambil dari ayat ke empat Surat Al Hujurat. Kamar-kamar adalah kamar tempat kediaman Nabi Muhammad SAW bersama istri-istrinya.

Pada riwayat diungkapkan bahwa Surat Al Hujurat turun berkaitan dengan Salmam Al Farisi yang setelah makan, gemar tidur dan mendengkur.

Ketika itu ia mempergunjingkan perbuatannya. Sehingga turunlah ayat ini yang berisi larangan mengumpat dan meceritakan aib orang lain.

Baca Juga: Polisi Beberkan Penyebab Mobil yang Menewaskan Vanessa Angel dan Bibi Andriansyah Rusak Hanya di Bagian Kiri

Berikut ini bacaan Surat Al Hujurat ayat 12:

"Yaa ayyuhal ladziina aamanuj tanibuu katsiirom minadh dhonni inna ba’dlodh dhonni itsm. Walaa tajassasuu walaa yaghtab badlukum ba’dloo. Ayuhibbu ahadukum ay ya’kula lahma akhiihi maitan fakarihtumuuhu wattaqullooha innallooha tawwaabur rohiim".

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang".

Ada beberpa intisari yang bisa diambil dari Surat Al Hujurat ayat 12, antara lain:

Baca Juga: Klasemen Sementara dan Hasil Liga Jerman Bundesliga Pekan 11: Munchen Menjauh Dari Dortmund

1. Menjauhi Prasangka Buruk

Allah SWT memerintahkan orang yang beriman agar menjauhi prasangka buruk. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan jika Allah melarang hambanya yang beriman dari banyaknya berprasangka buruk.

Yaitu mencurigai orang lain atau sesamanya dengan tuduhan buruk yang tidak berdasar. Sebab sebagian dugaan tersebut murni perbuatan dosa, maka mereka diperintahkan Allah untuk menjauhinya.

2. Jangan Memata-matai dan Mencari-cari Keburukan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Menyambut Ramadhan 2026: Sejarah, Ritual, dan Harapan

Selasa, 23 September 2025 | 18:03 WIB

1 Ramadhan 1447 H Kapan? Simak Perkiraan Puasa 2026

Selasa, 23 September 2025 | 17:44 WIB

Amalan dan Doa Rabu Wekasan 20 Agustus 2025

Selasa, 19 Agustus 2025 | 20:23 WIB
X