Maka dengan belepotannya Nabi oleh lumpur dan basah kuyupnya oleh air itu, sebenarnya merupakan simbolisme bahwa kita harus kembali menyadari siapa diri kita.
Dengan demikian, seperti menjadi makna yang tersimpul atau terkesan dari firman Allah dalam Surah Yâ Sîn di atas, kita harus menjadi manusia-manusia yang rendah hati.
Dengan sikap rendah hati, banyak sekali kebaikan yang akan diperoleh, bahkan hampir semua kebaikan itu muncul.
Sebaliknya musuh dari rendah hati ialah takabur (sombong), yang membuat pintu surga menjadi tertutup rapat dan tidak bisa masuk ke dalamnya.
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada seberat atom dari perasaan sombong.” (HR Muslim)
Perbuatan takabur adalah dosa pertama yang dilakukan makhluk terhadap Allah, yaitu ketika Iblis menolak mengakui keunggulan Adam.
Jika kita menyadari diri sendiri, atau dalam bahasa yang biasa kita ucapkan sehari-hari dengan tahu diri, maka banyak sekali kebahagiaan yang diperoleh.***
Artikel Terkait
Catat! Berikut Hal-hal yang Bisa Membatalkan Puasa di Bulan Suci Ramadhan
Menjaga Bibir Tetap Lembab Selama Puasa Ramadhan? Ini Dia Tips yang Harus Kamu Lakukan
Doa Niat Puasa yang Benar, Jadi Jangan Dipersulit Ya
Resep Es Campur Panacotta, Minuman Segar Cocok untuk Menu Buka Puasa