Soal Resmi SNBT 2024 Kemendikbud. Pembahasan Soal Simulasi UTBK-SNBT 2024 Materi Literasi Bahasa Indonesia.

- Senin, 19 Februari 2024 | 12:24 WIB
SNPMB jalur UTBK-SNBT akan dimulai persiapkan data untuk pendaftaran KIP Kuliah Merdeka yang sudah terbuka. (setkab go.id diedit menggunakan PicsArt )
SNPMB jalur UTBK-SNBT akan dimulai persiapkan data untuk pendaftaran KIP Kuliah Merdeka yang sudah terbuka. (setkab go.id diedit menggunakan PicsArt )

SEWAKTU.com -- Kemendikbud melalui situs resminya yaitu https://simulasites.bppp.kemdikbud.go.id/ membagikan soal simulasi beserta kunci jawaban diakhir sesi.

Dalam laman tersebut tersedia latihan soal sesuai dengan topik yang akan diujikan pada SNBT nantinya, termasuk didalamnya literasi bahasa indonesia.

Kemampuan literasi tidak hanya mencakup pemahaman teks, tetapi juga kemampuan menganalisis, mensintesis, dan merefleksikan informasi dengan cermat.

Namun, singkatnya pembahasan yang disediakan membuat siswa belum memahaminya. Untuk itu, berikut Mimin sajikan Pembahasan Soal materi Literasi Dalam Bahasa Indonesia.

Baca Juga: Saling Hadiri Sidang Cerai, Reaksi Pertama Kali Ria Ricis Bertemu Teuku Rian Jadi Sorotan

1. Bu Mus adalah seorang guru yang pandai, kharismatik, dan memiliki pandangan jauh ke depan. Beliau menyusun sendiri silabus pelajaran Budi Pekerti dan mengajarkan kepada kami sejak dini pandangan-pandangan dasar moral, demokrasi, hukum, keadilan, dan hak-hak asasi—jauh hari sebelum orang-orang sekarang meributkan soal materialisme versus pembangunan spiritual dalam pendidikan. Kami diajarkan menggali nilai luhur di dalam diri sendiri agar berperilaku baik karena kesadaran pribadi.

Pada suatu kesempatan, karena masih kecil tentu saja, kami sering mengeluh mengapa sekolah kami tak seperti sekolah-sekolah lain. Terutama, atap sekolah yang bocor dan sangat menyusahkan saat musim hujan. Beliau tak menanggapi keluhan itu, tapi mengeluarkan sebuah buku berbahasa Belanda dan memperlihatkan sebuah gambar.

Gambar itu adalah sebuah ruangan yang sempit, dikelilingi tembok tebal yang suram, tinggi, gelap, dan berjeruji. Kesan di dalamnya begitu pengap, angker, penuh kekerasan dan kesedihan.“Inilah sel Pak Karno di sebuah penjara di Bandung, di sini Beliau menjalani hukuman dan setiap hari belajar, setiap waktu membaca buku. Beliau adalah salah satu orang tercerdas yang pernah dimiliki bangsa ini.”Bu Mus tak melanjutkan ceritanya.

Baca Juga: Lagi PDKT Sama 5 Zodiak Ini? Hati-Hati Kalian Bakal Kena Ghosting Ya

Kami tersihir dalam senyap.Mulai saat itu, kami tak pernah memprotes keadaan sekolah kami. Pernah suatu ketika hujan turun sangat lebat, petir sambar-menyambar. Trapani dan Mahar memakai terindak, topi kerucut dari daun lais khas tentara Vietkong, untuk melindungi jambul mereka. Kucai, Borek, dan Sahara memakai jas hujan kuning bergambar gerigi metal besar di punggungnya dengan tulisan besar “UPT Bel” (Unit Penambangan Timah Belitong)—jas hujan PT Timah milik bapaknya. Kami sisanya hampir basah kuyup. Tapi kami sehari pun tak pernah bolos dan kami tak pernah mengeluh, tidak, sedikit pun kami tak pernah mengeluh.
(Diadaptasi dari Laskar Pelangi karya Andrea Herata)

Sesuai dengan bacaan, gambaran karakter Bu Mus yang paling tepat adalah seorang guru yang ….
A. bertindak mandiri karena menyusun sendiri silabus mata pelajaran dan mengajarkannya sendiri
B. memiliki wawasan luas karena mendidik moral, demokrasi, hukum, keadilan, dan hak asasi
C. berwawasan futuristik karena memberikan mata pelajaran yang pihak lain belum membicarakannya
D. berbudi pekerti luhur karena mengajarkan mata pelajaran budi pekerti, moral, dan hukum
E. memiliki kearifan lokal karena mengajari menggali nilai luhur dari diri sendiri

Jawaban:B
Pembahasan: Pada isi bacaan paragraf ke-1 "Beliau menyusun sendiri silabus...moral, demokrasi, hukum, keadilan, dan hak-hak asasi—jauh hari sebelum orang-orang sekarang meributkan soal" menggambarkan karakter tokoh berupa sifat tokoh dengan alasan sesuai dengan opsi B

2. Bu Mus adalah seorang guru yang pandai, kharismatik, dan memiliki pandangan jauh ke depan. Beliau menyusun sendiri silabus pelajaran Budi Pekerti dan mengajarkan kepada kami sejak dini pandangan-pandangan dasar moral, demokrasi, hukum, keadilan, dan hak-hak asasi—jauh hari sebelum orang-orang sekarang meributkan soalmaterialisme versus pembangunan spiritual dalam pendidikan. Kami diajarkan menggali nilai luhur di dalam diri sendiri agar berperilaku baik karena kesadaran pribadi.

Pada suatu kesempatan, karena masih kecil tentu saja, kami sering mengeluh mengapa sekolah kami tak seperti sekolah-sekolah lain. Terutama, atap sekolah yang bocor dan sangat menyusahkan saat musim hujan. Beliau tak menanggapi keluhan itu, tapi mengeluarkan sebuah buku berbahasa Belanda dan memperlihatkan sebuah gambar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tags

Artikel Terkait

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB
X