SEWAKTU.com -- Meski pengungsi Palestina sudah terpojok, Israel terus menggempur Rafah di tengah upaya perundingan gencatan senjata dengan Hamas.
Penembakan dan serangan udara Israel pada Selasa, 4 Juni 2024, menewaskan sedikitnya 19 orang di Gaza tengah dan selatan.
Dua dari korban tewas adalah polisi yang membantu melindungi pengiriman bantuan kemanusiaan di kota Rafah, menurut petugas medis Palestina.
Baca Juga: Konflik Israel-Hamas: Iran dan Lebanon Bersatu Hajar Israel Demi Lindungi Warga Palestina
Sebanyak 17 korban lainnya berasal dari serangan udara Israel yang terpisah di kamp pengungsi al-Bureij dan al-Maghazi serta kota Deir-al-Balah di Gaza tengah. Pada Selasa malam, pengungsi di kamp al-Nusseirat di timur Gaza juga menjadi sasaran tembakan.
Saksi mata melaporkan bahwa serangan Israel menyebabkan kepanikan di kalangan pengungsi. Beberapa keluarga di al-Maghazi melarikan diri di bawah tembakan tank, sementara empat peluru jatuh di dekat sebuah klinik di kamp tersebut.
Dalam sebuah pernyataan singkat, militer Israel menyatakan bahwa jet-jet tempurnya menyerang sasaran militan Hamas di Gaza tengah, sementara pasukan darat beroperasi di wilayah al-Bureij.
Baca Juga: Israel Kalang Kabut Diserang Hizbullah, Hutan Kebakaran Sampai Lokasi Iron Dome Dihancurkan
Namun, laporan tersebut tidak menyebutkan aktivitas terbaru di Rafah, yang telah dikuasai pasukan Israel bulan lalu. Israel mengklaim serangan ini merupakan operasi terbatas untuk memberantas Hamas.
Korban tewas akibat serangan militer Israel di Gaza telah melebihi 36.000 orang, sementara ribuan mayat lainnya masih terkubur di bawah reruntuhan, menurut otoritas kesehatan Israel.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mengajukan tiga opsi untuk gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza, namun pejabat Israel menolak proposal tersebut.
Baca Juga: Korporasi Asing Lakukan Perlawanan Balik Terkait Boikot Israel, Wasekjen MUI Angkat Bicara
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan ada kesenjangan antara proposal tersebut dan posisi Israel.
“Klaim bahwa kami menyetujui gencatan senjata tanpa memenuhi persyaratan kami adalah tidak benar,” kata Netanyahu kepada anggota parlemen.
Artikel Terkait
Dikenal Sangat Membenci Israel, Ini Sosok Ebrahim Raisi Presiden Iran yang Tewas Kecelakaan Helikopter
Ada Peran Mossad Israel Dalam Kecelakaan Presiden Iran Ebrahim Raisi? Sebut Ada Sabotase
Sederet Negara yang Muak dengan Serangan Brutal Israel ke Rafah Palestina
Perang di Gaza Palestina, Hamas Tewaskan 1.189 Orang dan Israel Habisi 36.096 Warga Palestina
All Eyes on Rafah: Kemarahan Warganet di Belahan Dunia Atas Tindakan Brutal Israel