AKHIRNYA ROCKY GERUNG BUKA SUARA Soal Ribut dengan Silfester Matutina di Acara Aiman, Penting Argumen Kuat

SEWAKTU.com -- Bung Rocky Gerung kembali menjadi sorotan setelah sebuah perdebatan di acara iNews yang dipandu oleh Aiman.

Banyak yang penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik layar acara tersebut, terutama setelah beberapa tokoh, termasuk Imanuel Ebenezer dan Silfester Matutina, memberikan pernyataan terkait peristiwa itu.

Silfester Matutina bahkan merilis video yang awalnya dianggap sebagai klarifikasi, tetapi lebih terlihat sebagai ancaman.

Rocky Gerung mengonfirmasi bahwa memang banyak pertanyaan seputar kejadian di panggung tersebut, terutama tentang apa yang terjadi setelah kamera dimatikan.

Baca Juga: Debut Ciamik Maarten Paes Bayar Lunas Blunder dengan Tepisan, 1 Poin Penting Jelang Bertemu Australia

Namun, Rocky berkomitmen untuk tidak membahas hal-hal yang terjadi di balik layar. Ia menekankan bahwa insiden itu sebenarnya tidak penting, karena fokusnya adalah terus menyampaikan kritik dengan cara yang intelektual dan konstruktif.

Menurut Rocky, ketidakmampuan orang untuk menahan amarah seringkali disebabkan oleh kritik yang dilontarkannya. Baginya, hal itu adalah hal yang wajar dalam dunia debat.

"Yang kuat dalam debat adalah yang argumennya paling masuk akal, bukan yang fisiknya paling besar," katanya.

Ia menambahkan bahwa perdebatan seharusnya menjadi ajang untuk mengasah pemikiran, bukan emosi.

Rocky juga menegaskan bahwa meskipun debat bisa menjadi panas, tidak boleh ada kekerasan fisik. Kekerasan dalam debat adalah pelanggaran etika, yang seharusnya bisa dicegah dengan pengendalian emosi dan pemahaman intelektual.

Baca Juga: BANGGA! TIMNAS Indonesia Dapet Poin di Markas Arab Saudi, Maarten Paes On Fire, STY Masterclass

"Debat adalah soal menghunus pikiran, bukan menghunus kepala atau tangan," ujarnya.

Sebagai seorang akademisi, Rocky menekankan pentingnya menggunakan debat sebagai ruang belajar.

Ia mengatakan bahwa peristiwa tersebut bisa menjadi pelajaran tentang pentingnya menahan emosi dan mempertajam pikiran. Menurutnya, ruang publik hanya boleh diisi oleh argumen yang rasional, bukan oleh amarah.