Namun, Rocky berharap agar masyarakat Indonesia bisa belajar untuk menggunakan argumen yang lebih tajam dan intelektual, bukan otot.
Ia menegaskan bahwa politik harus diasuh dengan pikiran, bukan dengan amarah. Dengan kemampuan untuk menunda reaksi emosional, manusia dapat menunjukkan bahwa mereka adalah makhluk yang berpikir.
"Menunda kemarahan adalah tanda bahwa Anda adalah makhluk yang berpikir," kata Rocky.
Rocky juga mengingatkan bahwa budaya amarah atau "ngamuk" adalah ciri khas masyarakat Melayu yang sudah lama dikenal oleh para antropolog. Istilah "amok" bahkan telah masuk dalam kamus bahasa Inggris.
Namun, Rocky berharap bahwa bangsa Indonesia bisa memperbaiki citra ini dengan menunjukkan kemampuan untuk berdebat secara intelektual.
Perdebatan di acara Aiman dan respons dari para pendukung Jokowi telah menjadi sorotan publik.
Namun, Rocky Gerung menegaskan bahwa perdebatan harus selalu dilandasi oleh argumen yang rasional, bukan emosi atau kekerasan fisik.
Ia berharap bahwa insiden tersebut dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat tentang pentingnya mengasah pikiran, menahan emosi, dan memperkaya diskusi demokratis.
Artikel Terkait
Soal Konflik Desa Wadas Purworejo, Rocky Gerung: Ganjar Pranowo Ini Doyan Sekali Rusak Lingkungan
Ferdy Sambo Terancam Hukuman Mati, Rocky Gerung: Polisi Akhirnya Harus Super Cepat
Gibran Rakabuming Raka Temui Rocky Gerung di Sentul Bogor, Beda Sama Bapaknya
Nyali Rocky Gerung Ciut Wawancara Langsung Lord Luhut Binsar Pandjaitan? Bung Rocky Jawab Begini
Kritik PedasĀ Kebijakan Jokowi, Pendapat Rocky Gerung Soal Tapera: Peras Uang Rakyat!