Tragedi Kelam Pembunuhan Termiris, Kasus Eno Cangkul Tahun 2016, Gegara Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

- Selasa, 1 Oktober 2024 | 16:40 WIB
Kisah Eno Cangkul pembunuhan termiris di Indonesia. (Foto/YouTube.)
Kisah Eno Cangkul pembunuhan termiris di Indonesia. (Foto/YouTube.)

Meski ditolak, Imam tetap berusaha mendekati Eno, salah satunya dengan mengirim pesan romantis secara terus-menerus. Sayangnya, Eno tak pernah merespons pesan-pesan tersebut.

Seiring berjalannya waktu, Imam mulai merasa kecewa dan sakit hati. Perasaannya yang awalnya cinta, perlahan berubah menjadi benci.

Tak hanya Imam, seorang rekan kerja lain bernama Dayat juga menyimpan dendam terhadap Eno karena cintanya tak terbalas.

Dayat, yang sering diejek oleh Eno dengan julukan “kopi hitam pahit” sebagai bentuk candaan, menganggap ejekan itu serius dan menyimpan kebencian yang mendalam.

Hubungan Rahmat dan Eno

Di tengah situasi tersebut, Eno bertemu dengan seorang remaja bernama Rahmat, yang berusia 15 tahun. Pertemuan mereka terjadi ketika Rahmat memanggil Eno dan mengajaknya berkenalan.

Meski awalnya menggunakan nama samaran "Indah", Eno dan Rahmat akhirnya sering berkomunikasi, hingga kemudian menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.

Hubungan antara Eno dan Rahmat tidak pernah dibawa ke dunia nyata. Mereka hanya berkomunikasi melalui pesan singkat, hingga akhirnya Eno mengajak Rahmat untuk bertemu di mes pada suatu malam di bulan Mei 2016.

Pada malam itu, Rahmat datang diam-diam ke mes Eno, dan keduanya bertemu di kamar. Namun, ketika Rahmat menginginkan hubungan lebih intim, Eno menolak dengan tegas karena takut hamil.

Aksi Keji ke Eno

Malam yang sama, Imam dan Dayat yang juga sedang berada di mes laki-laki dekat mes Eno, membahas dendam mereka terhadap Eno.

Dalam percakapan mereka, terbersit niat untuk memberikan pelajaran kejam kepada Eno. Ketika Imam dan Dayat hendak menuju ke kamar Eno, mereka bertemu dengan Rahmat yang baru saja keluar dengan marah karena keinginannya ditolak oleh Eno.

Imam dan Dayat kemudian meminta Rahmat untuk ikut serta dalam rencana jahat mereka. Tanpa pikir panjang, Rahmat setuju.

Ketiganya masuk ke kamar Eno yang tidak terkunci, dan di sana mereka melakukan tindakan keji yang melibatkan pelecehan dan kekerasan.

Imam memukulkan gagang cangkul ke kepala Eno, sementara Rahmat dan Dayat bergantian menyiksa korban yang sudah tak berdaya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tags

Artikel Terkait

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB
X