Puncaknya, gagang cangkul yang mereka bawa digunakan dengan keji untuk menyiksa Eno hingga meninggal dunia. Setelah melakukan aksi biadab itu, ketiga pelaku meninggalkan Eno yang sudah tak bernyawa, menggembok pintu kamar dari luar, dan melarikan diri.
Kondisi Jasad Eno Ditemukan
Keesokan harinya, Eno tidak masuk kerja, yang membuat rekan-rekannya merasa curiga. Teman-teman Eno memutuskan untuk mengecek ke mes.
Setelah berusaha memanggil Eno tanpa jawaban, mereka mendobrak pintu kamar dan menemukan jasad Eno dalam kondisi mengenaskan.
Tubuhnya tergeletak di lantai, berlumuran darah, tanpa sehelai pakaian, dan gagang cangkul yang tertancap di tubuhnya.
Polisi segera melakukan investigasi dan mengumpulkan bukti-bukti di lokasi kejadian. Berkat kecepatan kerja tim kepolisian, ketiga pelaku berhasil ditangkap dan diadili atas tindakan mereka yang sangat keji.
Kasus ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga Eno dan masyarakat Indonesia. Kejahatan ini menjadi pengingat bahwa kekerasan dan tindakan kriminal harus ditangani dengan serius.
Tragedi Eno Farihah tidak hanya menggemparkan, tetapi juga menggugah kesadaran akan pentingnya kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar dan pentingnya perlindungan terhadap korban kekerasan.
Artikel Terkait
Kode Misterius Sebelum Resti Widya Ditemukan Tewas dalam Lemari Kosan, Kirim Pesan ke Kakak Gak Dibalas
Sebelum Tewas Dalam Lemari Kosan, Resti Widya Alami Teror dan Ngeluh Rasakan Ini
Mengenal Lebih Dekat Mees Hilgers, Bek Naturalisasi Keturunan Manado yang Main di Liga Belanda FC Twente
Dedikasi Penuh untuk Serap Aspirasi, Dokter Rayendra Terapkan Nguriling agar Lebih Dekat dengan Warga
Mahasiswa Universitas Kristen Petra Bundir Lompat dari Atas Kampus, Sempat Sampaikan Terimakasih di IG