Data ini membantu memetakan anak-anak yang memerlukan intervensi, mulai dari bantuan sosial (CSR), pemberian makanan tambahan, hingga pelayanan kesehatan lainnya.
"Setiap kasus anak stunting berbeda-beda. Ada yang memerlukan akses Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS, sementara yang lain mungkin menghadapi faktor risiko dari orang tua. Pendekatan ini diharapkan dapat menurunkan angka stunting dan mencegah terjadinya kasus baru," papar Syarifah.
Selain Baduta, kelompok berisiko lainnya, seperti calon pengantin, ibu hamil, dan ibu menyusui, juga menjadi sasaran intervensi Dinas Kesehatan (Dinkes) dan puskesmas melalui pemberian vitamin dan pemeriksaan kesehatan berkala.
Pemkot Bogor menargetkan penurunan angka stunting sebesar 15 persen dalam enam bulan ke depan, selaras dengan target Provinsi Jawa Barat.
Meski target ini dinilai cukup menantang, Pemkot tetap optimistis. Data menunjukkan angka stunting menurun dari 2.300 anak pada 2022 menjadi 1.808 anak, dan pada Agustus 2024 turun lagi menjadi 1.588 anak, atau mengalami penurunan sebesar 2,3 persen.***
Artikel Terkait
ASN Intoleran Pemkot Bekasi Larang Tetangga Kristen Ibadah di Rumahnya Sendiri, Ngamuk Sebut Harus Ada Izin
Usai Viral di Medsos, Pemkot Bekasi Akan Panggil Mas Sriwati yang Larang Jemaat Kristen Beribadah di Rumah
Pemkot Bogor Serahkan Draft Rancangan APBD 2025 ke DPRD, Ini Program Strategis yang Dimasukkan Anggaran
Pemkot Bogor Bikin Inovasi BABS Lewat Kantong Lober di Seluruh Kelurahan
Pemkot Bogor Akan Mutasi Pejabat Mulai dari Eselon II, III dan IV, Tunggu Izin Kemendagri
Peringati Hari Cuci Tangan Sedunia 2024, Pemkot Bogor Gencarkan Kampanye Cuci Tangan untuk Kesehatan Masyarakat
Pemkot Bogor Gelar Sosialisasi Peran Aparatur Wilayah di Pilkada Serentak 2024