Ketua DPRD Kabupaten Bogor Ungkap Penyebab Tertundanya Pembangunan Jalur Tambang Parung Panjang

- Sabtu, 25 Januari 2025 | 19:45 WIB
Kondisi Ruas Jalan Cigudeg - Parung Panjang. (Dok.Istimewa)
Kondisi Ruas Jalan Cigudeg - Parung Panjang. (Dok.Istimewa)

SEWAKTU.com Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Sastra Winara, menjelaskan penyebab belum terealisasinya pembangunan jalur tambang sepanjang 11,5 kilometer yang melintasi Rumpin, Cigudeg, hingga Parung Panjang.

Menurutnya, proyek ini masih berada dalam tahap kajian dan belum mendapatkan izin dari kementerian terkait.

"Kajian proyek pembangunan jalur tambang belum selesai, hingga menjadi salah satu kendala utama," ujar Sastra pada Kamis (23/1/2025).

Sastra menambahkan, pembangunan jalur tambang ini dikerjakan oleh konsorsium pengusaha tambang PT Arjuna Jaya Baya.

Baca Juga: Pemkab Bogor Sambut Kunjungan Pansus DPRD Banjarbaru untuk Konsultasi Raperda Stunting

Namun, hingga kini proyek tersebut belum memperoleh izin resmi dari Kementerian Perhubungan maupun kementerian lainnya.

"Jalan khusus tambang yang berbayar ini merupakan pertama kalinya ada di Indonesia, yaitu di Parung Panjang dan sekitarnya," jelasnya.

Ketua DPRD Kabupaten Bogor Sastra Winara. (Dok)
Ketua DPRD Kabupaten Bogor Sastra Winara. (Dok)

Sastra berharap proyek ini dapat diselesaikan di bawah kepemimpinan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi serta Bupati Bogor terpilih Rudy Susmanto dan Ade Ruhandi.

Ia menilai pembangunan jalur tambang merupakan solusi utama untuk mengatasi kemacetan, kerusakan jalan, dan dampak negatif lainnya di wilayah tersebut.

Baca Juga: Bersama Forkopimda, Pj Bupati Bogor Koordinasikan Penyelidikan Penyebab Kenaikan Harga Minyak Kita di Atas HET

"Proyek pembangunan jalan khusus tambang ini adalah solusi terbaik untuk mengurangi kemacetan lalu lintas serta memperbaiki kualitas jalan di Parung Panjang, Cigudeg, dan Rumpin," tambah Sastra.

Namun, sebelum jalur tambang selesai dibangun, Sastra menyarankan optimalisasi jalan umum yang ada saat ini dengan memberlakukan pengaturan jam operasional bagi truk tambang.

"Dampak dari belum terselesaikannya masalah ini sangat signifikan. Selain kemacetan dan buruknya kondisi jalan, angka kecelakaan lalu lintas meningkat, termasuk korban jiwa. Bahkan, banyak warga menderita Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) akibat debu dan polusi dari kendaraan tambang," pungkasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Fajri Ramadhan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB
X