“What’s the True Cost of Your Nickel?”
“Nickel Mines Destroy Lives”
“Save Raja Ampat the Last Paradise”
Pesan tersebut tentunya diarahkan pada pemerintah dan korporasi tambang. Bahwa hilirisasi nikel bukan tanp harga, dan yang membayar paling mahal adalah masyarakat adat dan lingkungan hidup.
“Raja Ampat sedang dalam bahaya karena kehadiran tambang nikel di beberapa pulau, termasuk di kampung saya di Manyaifun dan Pulau Batang Pele. Tambang nikel mengancam kehidupan kami... mengubah kehidupan masyarakat yang sebelumnya harmonis menjadi berkonflik," kata Aktivis Aliansi Jaga Alam Raja Ampat, Ronisel Mambrasar.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan akan mengevaluasi izin tambang nikel di Raja Ampat dan memanggil pemilik tambang.
“Saya akan evaluasi, akan ada rapat dengan dirjen saya. Saya akan panggil pemiliknya, mau BUMN atau swasta,” ucap Bahlil.
Dia juga mengakui perlunya pendekatan khusus karena Papua berada di bawah otonomi khusus. Namun, harapan itu belum sejalan dengan kenyataan.
Artikel Terkait
Timnas Indonesia Hadapi China di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Tanpa 5 Pemain Kunci, Bakal Ketar-ketir?
6 Kasus COVID-19 Terdeteksi di Jawa Barat, Dedi Mulyadi: Kita Sudah Terlatih..
Kasus COVID-19 Melonjak di Asia Tenggara, Begini Cara Efektif untuk Mencegah Penularan Virus
Tiket Nonton Timnas Indonesia vs China di GBK Masih Ada? Laga Hidup-Mati Skuad Garuda Disiarkan Langsung di TV dan Streaming
Diskon Listrik 50 Persen Dibatalkan! Pemerintah Ganti dengan BSU Rp600 Ribu, Siapa Saja Penerimanya?
Menang Harga Mati! Timnas Indonesia Wajib Kalahkan China demi Tiket Piala Dunia 2026
Harga Emas Antam Hari Ini di Pegadaian Dijual Senilai Rp 1.978.000 per Gram, Emas UBS Rp 1.930.000 per Gram