Peter menilai dualisme kepengurusan menjadi akar persoalan yang menyebabkan terganggunya perawatan satwa.
Ia menyebut sejak Taman Safari Indonesia masuk dan mengambil alih pengelolaan pada 20 Maret 2025, terjadi tumpang tindih wewenang serta penggantian karyawan tanpa koordinasi.
“TSI masuk, mengambil alih keuangan, memasang petugas keamanan baru, dan mengganti sejumlah karyawan, termasuk saya. Tidak ada koordinasi dengan yayasan, dan mereka ikut mengatur pengelolaan satwa. Akhirnya muncul dua perintah yang saling bertabrakan,” jelas Peter.
Saat ini, kondisi Bandung Zoo masih dalam ketidakpastian.
Pemerintah Kota Bandung berharap proses hukum yang sedang berjalan dapat memberikan kejelasan arah pengelolaan, sekaligus menjamin kesejahteraan satwa yang ada di dalamnya. (ADV)
Artikel Terkait
Hadiri Kegiatan Mayor Lecture, Wali Kota Bandung Tekankan Profesionalisme dan Adaptasi Bagi CPNS Baru
Puluhan Warga Binaan Bapas Ikut Bersihkan Alun-alun, Pemkot Bandung Dukung Pemasyarakatan Inklusif
Wali Kota Bandung Tinjau Renovasi Rutilahu Tahap Pertama, 100 Rumah Siap Dibangun Ulang
Wakil Wali Kota Bandung Tinjau Penumpukan Sampah di TPS Bumi Asri, Dorong Pemanfaatan Teknologi Pengolahan Ditingkatkan
Permudah Akses Warga, Pemkot Bandung Rencanakan Pembangunan Jembatan Penghubung Pasir Impun–Sindang Jaya
Wali Kota Farhan Resmikan Cerita Fest, Dorong Bandung Jadi Kota Narasi yang Hidup