SEWAKTU.com - Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan bahwa industri kreatif di kota ini sedang bertransformasi menuju bentuk yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.
Meskipun Bandung telah lama dikenal dengan kreativitasnya, baru sekarang ekosistem industri yang kokoh mulai terbentuk.
"Kalau kreatifnya mah kreatif, ekonomi kreatifnya ada, tapi bahwa sekarang menjadi sebuah bentuk industri ini ya bisa kita harapkan lahir dari sini, dari Agate, dari ITB Innovation Park," ujar Farhan saat menghadiri kegiatan Indonesian Women in Game Beauty Play Connect di Agate Bandung, Sabtu (5/7/2025).
Baca Juga: Sekda Ajat Kukuhkan Enam Program Prioritas, KORPRI Bogor Siap Jadi Organisasi Tunggal ASN yang Kuat
Menurut Farhan, peran krusial pemerintah adalah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi para insan kreatif untuk berkembang dan terintegrasi ke dalam arus utama industri.
Menyadari luasnya spektrum industri kreatif, dukungan dari hulu ke hilir menjadi prioritas.
Salah satu inisiatif strategis Pemkot Bandung adalah rencana penyediaan arsip khusus untuk hak kekayaan intelektual (IP).
Fasilitas ini akan memungkinkan pelaku industri kreatif mendaftarkan dan mengakses karya mereka secara resmi, memberikan pengakuan hukum yang kuat bagi pemilik inovasi.
Baca Juga: Segini Harga Emas dan Perak Batangan 5 Juli 2025 Setelah Kena Pajak, Waktunya Invest?
“Saya lagi berusaha mengembangkan bersama-sama dengan Dinas Arsip dan Perpustakaan sebagai tempat pengarsipan semua hak atas kekayaan intelektual. Jadi nanti kita akan buka pendaftaran, sok didaftarkan. Siapa pun yang nanti mengklaim bahwa saya punya IP, itu disimpannya di kearsipan Kota Bandung. Jadi resmi,” jelas Farhan.
Sistem pengarsipan ini, lanjutnya, tak hanya berfungsi sebagai dokumentasi, tetapi juga sebagai alat pembuktian jika terjadi klaim sepihak.
"Iya betul. Ide-ide bagian ini kita koleksikan. Kalau ada yang klaim sepihak, kita bisa lihat dokumen resmi di kearsipan," imbuhnya.
Baca Juga: Dituntut 7 Tahun Penjara, Tom Lembong Kecewa Sebut Jaksa Abaikan Fakta Persidangan
Namun, Farhan menekankan bahwa pembangunan tidak boleh hanya fokus pada digitalisasi atau tampilan futuristik semata.
Aspek fundamental seperti infrastruktur dan lingkungan yang layak harus tetap menjadi perhatian utama.
Ia menyoroti masalah banjir di kawasan timur Bandung, lokasi beberapa pusat industri kreatif baru, sebagai salah satu tantangan besar.
Untuk mengatasi ini, Pemerintah Kota Bandung akan berkolaborasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dalam pengelolaan sungai-sungai seperti Derwati dan Cisaranten, demi mencegah genangan air.
Selain pengelolaan lingkungan, Farhan juga menyoroti pentingnya aksesibilitas menuju kawasan industri kreatif. "Selama ini, jalan ke sini biasanya teh macet. Harus dipermudah aksesnya. Walaupun tidak ada di anggaran kita, kita sedang menyiapkan skema pendanaan lewat Land Based Finance," paparnya.
Skema Land Based Finance (LBF) memungkinkan pemerintah memanfaatkan aset tanah sebagai jaminan untuk mendanai pembangunan infrastruktur, tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"Pendanaannya bukan dari pemerintah, tapi dari pihak swasta yang terlibat. Kita ciptakan ekosistem yang saling dukung," pungkas Farhan. (ADV)
Artikel Terkait
Wali Kota Farhan Resmikan Cerita Fest, Dorong Bandung Jadi Kota Narasi yang Hidup
Pemkot Bandung Fokus Benahi Infrastruktur Ramah Disabilitas, Trotoar Aspal Jadi Pilot Project
Peringati Hari Bhayangkara ke-79, Wali Kota Bandung dan Kapolrestabes Komitmen Jaga Keamanan Kota
Pemkot Bandung Bangun Trotoar Ramah Disabilitas dan Jogging Track di Taman Lalu Lintas, Targetkan Rampung Pekan Depan
DPRD Kota Bandung Dorong Misi Unggul dalam RPJMD Jadi Arah Kerja Nyata, Christian Budiman: Bukan Sekadar Dokumen
Polemik Bandung Zoo Kian Kusut, Wali Kota Farhan Serahkan Penanganan Hukum ke Kejati