LBH Ansor Kediri Kecam Tayangan Trans7 yang Lecehkan Kiai

- Selasa, 14 Oktober 2025 | 09:28 WIB
Boikot Trans7 menggema di media sosial usai kontroversi tayangan Xpose Trans7 yang dinilai melecehkan KH. Anwar Manshur. Foto: Tangkapan Layar Instagram.
Boikot Trans7 menggema di media sosial usai kontroversi tayangan Xpose Trans7 yang dinilai melecehkan KH. Anwar Manshur. Foto: Tangkapan Layar Instagram.

SEWAKTU.com- Gelombang protes muncul di Kediri setelah tayangan program Xpose di Trans7 menuai kecaman karena dianggap melecehkan martabat ulama.

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ansor Kota Kediri menegaskan akan memberikan peringatan hukum kepada pihak stasiun televisi tersebut.

Langkah itu diambil setelah beredarnya cuplikan video siaran yang memuat narasi dinilai tidak mendidik dan tak beradab, terutama terhadap KH. Anwar Manshur, kiai sepuh dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.

"Redaksi kata-kata dalam video itu sangat tidak beradab dan cenderung melecehkan ulama. Seharusnya sebelum menayangkan pemberitaan, tim redaksi melakukan konfirmasi kepada pihak yang ada di dalam video,” ujar Ketua LBH Ansor Kota Kediri, Bagus Wibowo, melalui keterangan tertulis, Selasa (14/10/2025).

Bagus menilai, tayangan seperti itu berpotensi menimbulkan kesalahpahaman publik. Ia menegaskan, pemberitaan berimbang adalah syarat mutlak dalam jurnalisme, agar masyarakat mendapatkan pembelajaran yang benar, bukan framing negatif terhadap tokoh agama.

Baca Juga: Bupati Bogor Dukung PMI Perkuat Layanan Kemanusiaan dan Kejar Akreditasi Unit Transfusi Darah

"Jangan sampai terkesan seolah-olah kiai ingin dihargai atau ingin mendapatkan uang. Ini bentuk pemberitaan yang tidak proporsional,” tambahnya.

LBH Ansor juga menyampaikan bahwa mereka akan segera berkoordinasi dengan Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) untuk menentukan langkah hukum lanjutan. Tidak menutup kemungkinan, mereka juga akan sowan kepada KH. Anwar Manshur untuk meminta arahan langsung.

Menurut Bagus, pihaknya mendukung kebebasan pers sebagai bagian dari demokrasi. Namun, ia mengingatkan bahwa kebebasan tersebut tidak boleh kebablasan dan tetap harus mengedepankan etika serta tanggung jawab sosial.

"Pada prinsipnya kami mendukung kebebasan pers, namun kebebasan itu tidak boleh kebablasan. Pemberitaan harus tetap berimbang dan beretika,” tegasnya.

Ia menambahkan, peran kiai dan pesantren tidak bisa dilepaskan dari sejarah perjuangan bangsa. Ulama, kata dia, adalah bagian penting dari fondasi moral Indonesia.

"Ulama adalah bagian penting dari sejarah Indonesia, tidak pantas dijadikan bahan olok-olok dalam tayangan televisi,” ujarnya.

Baca Juga: Semarak HUT ke-80 TNI, Ribuan Warga Antusias Ikuti Bogor 10K Siliwangi Run

Tagar #BoikotTrans7 Menggema di Media Sosial

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Mahmud Amsori

Tags

Artikel Terkait

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB
X