Muhammad Kerry Adrianto Riza dan Bayangan Sang Ayah di Balik Skandal Rp285 Triliun

- Selasa, 14 Oktober 2025 | 11:12 WIB
Muhammad Kerry Adrianto Riza saat menghadiri sidang perdana kasus korupsi minyak mentah Rp285 triliun di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Foto: Tangkapan Layar Instagram.
Muhammad Kerry Adrianto Riza saat menghadiri sidang perdana kasus korupsi minyak mentah Rp285 triliun di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Foto: Tangkapan Layar Instagram.

Mereka meyakinkan pihak bank untuk membiayai pembelian kapal dengan jaminan kontrak sewa dari Pertamina International Shipping (PIS) selama 5-7 tahun.

Namun, fakta di persidangan mengungkap hal berbeda. Pada saat surat konfirmasi dikeluarkan, belum ada proses lelang atau kontrak apapun antara PT PIS dan PT JMN.

Surat itu hanyalah dokumen formal untuk mendapatkan pinjaman. Kapal Jenggala Bango akhirnya tetap dimenangkan dalam tender, meski belum memenuhi syarat administrasi.

Dalam dakwaan disebut, pengadaan itu “hanya bersifat formalitas” kalimat yang menjadi titik awal skandal raksasa ini terbuka ke publik.

Baca Juga: LBH Ansor Kediri Kecam Tayangan Trans7 yang Lecehkan Kiai

Jejak di Terminal Bahan Bakar Merak

Tahun-tahun berikutnya, Kerry terlibat dalam proyek yang lebih besar: penyewaan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Merak. Ia bekerja sama dengan sang ayah, Riza Chalid, melalui sejumlah perusahaan seperti PT Tangki Merak dan PT Orbit Terminal Merak (OTM).

Jaksa menjelaskan bahwa mereka menandatangani nota kesepahaman dengan pejabat Pertamina meski mengetahui terminal tersebut masih dimiliki PT Oiltanking Merak.

Langkah itu dianggap sebagai strategi untuk mempercepat akuisisi dan menjadikan terminal sebagai jaminan kredit bank swasta.

Satu per satu pihak disebut terlibat dari direktur perusahaan hingga pejabat Pertamina. Semua berawal dari surat kerja sama yang seolah sah, namun di baliknya, banyak syarat administrasi dan legalitas yang belum terpenuhi.

Triliunan yang Menguap

Jaksa Penuntut Umum menguraikan aliran dana yang fantastis, sekitar Rp3,07 triliun diduga mengalir ke Kerry dan jaringan bisnisnya, sementara total kerugian negara mencapai Rp285 triliun termasuk dampak ekonomi akibat harga BBM yang melonjak.

Di balik angka-angka itu, ada gaya hidup yang sempat mengundang sorotan, laporan perjalanan golf di Thailand senilai Rp176 miliar yang disebut menggunakan dana hasil sewa terminal. Gambaran yang kontras antara bisnis energi strategis dan kemewahan pribadi di luar negeri.

Baca Juga: LBH Ansor Kediri Siapkan Langkah Hukum untuk Trans7, Usai Tayangan Xpose yang Lecehkan Kiai

Di Kursi Terdakwa

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Mahmud Amsori

Tags

Artikel Terkait

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB
X