Sampaikan Permintaan Maaf, Warganet Desak Pihak Trans7 Datang Langsung ke Ponpes Lirboyo

Sentimen tersebut merefleksikan rasa kecewa yang masih kuat di kalangan masyarakat pesantren.

Banyak yang menilai bahwa bentuk tanggung jawab moral tidak cukup diwakilkan lewat unggahan daring.

Tayangan Dinilai Tidak Berimbang

Sebelumnya, program Xpose Uncensored dikritik karena menampilkan konten yang dianggap tidak mendidik, tidak berimbang, dan tidak menghormati nilai-nilai keagamaan. Tayangan itu dinilai menyudutkan lembaga pesantren dan berpotensi menimbulkan kesalahpahaman publik.

Beberapa pengamat media menyebut, kasus ini menjadi pengingat penting bagi dunia penyiaran agar lebih sensitif terhadap nilai sosial dan keagamaan.

Baca Juga: Suara Santri Menggema, LBH Ansor Tegur Soal Tayangan Xpose di Trans7

Pelanggaran semacam ini, jika tidak diantisipasi, dapat menimbulkan ketegangan antara media dan masyarakat.

Evaluasi dan Harapan Publik

Hingga berita ini ditulis, unggahan permintaan maaf Trans7 masih ramai dibahas di berbagai platform media sosial. Publik berharap permohonan maaf tersebut tidak berhenti pada kata-kata, melainkan disertai tindakan nyata berupa klarifikasi terbuka dan perbaikan sistem editorial.

"Media besar seperti Trans7 seharusnya menjadi contoh dalam menjaga etika penyiaran,” tulis seorang pengguna X (Twitter).

Sebagai lembaga penyiaran nasional, Trans7 kini dituntut untuk lebih berhati-hati dalam memilih dan mengemas konten, terutama yang berkaitan dengan institusi pendidikan dan keagamaan.

Kasus ini sekaligus menjadi refleksi bagi media lain untuk menegakkan prinsip jurnalistik yang berimbang, menghormati nilai masyarakat, dan berlandaskan etika profesi.***