Tujuh Siswa Alami Gejala Keracunan Program MBG, Pemkab Bogor Turun Tangan Bantu Korban Segera Pulih

- Sabtu, 18 Oktober 2025 | 17:30 WIB
Pemkab Bogor Tangani Cepat Dugaan Keracunan Program MBG di SDN Ciangsana 02. (Foto/Diskominfo Kabupaten Bogor.)
Pemkab Bogor Tangani Cepat Dugaan Keracunan Program MBG di SDN Ciangsana 02. (Foto/Diskominfo Kabupaten Bogor.)

SEWAKTU.com — Pemkab Bogor melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) bergerak cepat menindaklanjuti laporan dugaan keracunan makanan yang dialami sejumlah siswa SDN Ciangsana 02, Kecamatan Gunung Putri, pada Kamis (16/10/2025).

Kasus ini mencuat setelah Puskesmas Ciangsana melaporkan tujuh siswa mengalami gejala mual, muntah, pusing, dan sakit perut usai mengonsumsi makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Seluruh siswa yang terdampak telah mendapatkan penanganan medis dan diperbolehkan pulang pada hari yang sama setelah kondisi mereka membaik.

Baca Juga: Pemkab Bogor Dukung Program Nasional 800 Koperasi Desa Merah Putih, Jaro Ade Hadiri Groundbreaking di Parung

Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Bogor, tercatat 3.034 siswa dari 10 sekolah di wilayah Ciangsana mengonsumsi menu dari Program SPPH Ciangsana, Yayasan Rumika Peduli Bangsa pada hari kejadian.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Fusia Meidiawaty, menjelaskan bahwa makanan yang disajikan kepada para siswa terdiri dari nasi putih, ayam goreng tepung asam manis, tahu goreng, sayuran campur, dan buah jeruk. Gejala mulai muncul sekitar pukul 11.15 WIB, sekitar 15 menit setelah makan.

“Setelah dilakukan penanganan medis, seluruh siswa yang mengalami gejala sudah membaik dan tidak ada yang harus dirawat inap,” ujar Fusia.

Sebagai langkah lanjutan, Dinkes menurunkan tim investigasi untuk menelusuri penyebab kejadian dengan memeriksa lokasi produksi makanan di SPPH Ciangsana, Yayasan Rumika Peduli Bangsa.

Baca Juga: Perkuat Akses dan Mobilitas Warga Bogor, Rudy Susmanto Tinjau Kesiapan Jalan Shortcut Subianto Sentul

Puskesmas Ciangsana juga melakukan sejumlah tindakan cepat, antara lain pengobatan rawat jalan bagi siswa terdampak, pelacakan populasi berisiko, serta pemantauan kasus baru selama masa inkubasi.

Tim juga telah mengambil sampel makanan untuk diuji di Laboratorium Kesehatan Kelas A Kabupaten Bogor.

Selain itu, dilakukan penyuluhan tentang keamanan pangan dan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan sekolah.

Fusia menegaskan, kewaspadaan perlu ditingkatkan di seluruh wilayah Kabupaten Bogor agar kejadian serupa tidak terulang.

“Koordinasi lintas sektor sangat penting agar jika ditemukan laporan gejala keracunan di sekolah, penanganan bisa segera dilakukan dengan cepat dan tepat,” katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Fajri Ramadhan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB
X