news

Nasib Dokter Mahyudin di Palembang yang Bantah Cabuli Istri Pasien, Disuntik Lalu Bagian Belakangnya...

Sabtu, 2 Maret 2024 | 21:02 WIB
kebersamaan sartika nurfitriza dang sang suami yang juga dokter spesialis mahyudin. (facebook sartika.nurfitriza)

SEWAKTU.com -- Kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang dokter berinisial MY atau Mahyudin di Rumah Sakit Bunda Medika Jakabaring Palembang telah mengegerkan masyarakat.

Sebelumnya, laporan terhadap oknum dokter ini telah diajukan ke Polda Sumsel, namun sejumlah pihak terkait telah melakukan klarifikasi terhadap tuduhan tersebut.

Klarifikasi terhadap kasus ini dilakukan pada Rabu, 28 Februari 2024, melibatkan beberapa pihak terkait, termasuk Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Palembang, Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Provinsi dan Cabang Palembang, serta Ketua Perhimpunan Dokter Ortopedi dan Traumatologi (POPTI) serta Ketua MKEK Cabang Palembang.

Baca Juga: Kronologi Mahyudin Dokter di Banyuasin Diduga Lecehkan Ibu Hamil Istri Pasien, Ini Pengakuan Sang Dokter

Dr. Anang Tribowo, sebagai Ketua MKEK, menyampaikan hasil klarifikasi yang menyatakan bahwa dokter MY membantah tuduhan pelecehan terhadap istri pasiennya, yang dalam laporan dikenal dengan inisial Taf.

Menurut Dr. Anang, dokter Mahyudin menegaskan bahwa pemberitaan tersebut tidaklah benar. Suntikan vitamin yang disebut-sebut dalam tuduhan dilakukan atas permintaan suami korban, yang saat itu dalam keadaan sadar.

Dokter MY menuturkan bahwa suami dari Taf sendiri yang meminta suntikan tersebut, dan tindakan itu dilakukan dengan persetujuannya.

Lebih lanjut, Dr. Anang menyatakan bahwa pihaknya telah menyerahkan kasus ini kepada aparat penegak hukum untuk penyelidikan lebih lanjut.

Baca Juga: GOOD JOB! SK Sudah Ditangan Kode P1,P di PPPK 2024, 9 Usulan Honorer Ditangan Presiden Jokowi

Sementara itu, rumah sakit tempat dokter MY bekerja telah mengambil tindakan tegas dengan langsung mencopotnya dari jabatannya sebagai spesialis ortopedi. Pencopotan tersebut dilakukan hanya satu hari setelah kejadian pelecehan yang menimpa Taf.

Kasus ini telah menunjukkan adanya respons cepat dari pihak terkait dalam menangani dugaan pelecehan seksual dalam konteks pelayanan kesehatan.

Meskipun demikian, kasus ini juga menyoroti pentingnya proses penyelidikan yang teliti dan adil dalam menentukan kebenaran.

Semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak terkait, serta mendorong upaya pencegahan agar kasus-kasus serupa tidak terulang di masa mendatang.

Tags

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB