SEWAKTU.com -- Menteri Pertahanan Israel yang baru, Israel Katz, menyatakan bahwa fasilitas nuklir Iran kini dalam posisi lebih rentan terhadap serangan.
Pada Senin (11/11/2024), Katz menyampaikan bahwa Israel akan terus berupaya menghadapi segala potensi ancaman, termasuk ancaman senjata nuklir.
"Kami memiliki peluang untuk mencapai tujuan utama kami, yaitu menggagalkan dan menghilangkan ancaman eksistensial terhadap Negara Israel," tulis Katz melalui platform X, mengutip dari AFP, Selasa (12/11/2024).
Baca Juga: Donald Trump Siap Sambut Telepon dari Presiden Prabowo, Janji Kunjungi Indonesia
Israel selama bertahun-tahun menuduh Iran berupaya mengembangkan senjata nuklir, meski Iran berkali-kali membantah tudingan tersebut.
Pada 2018, Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 yang bertujuan membatasi ambisi nuklir Teheran.
Sejak penarikan tersebut, Iran telah memperkaya uranium hingga tingkat 60 persen—hanya 30 persen lebih rendah dari tingkat yang dibutuhkan untuk membuat senjata nuklir.
Hubungan antara Israel dan Iran semakin tegang, dengan kedua negara saling melancarkan serangan rudal yang menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik di Timur Tengah.
Tahun ini, Iran dua kali meluncurkan rudal ke wilayah Israel, yang memicu respons balasan dari Israel. Pada 26 Oktober 2024, Israel meluncurkan rudal yang menargetkan fasilitas militer Iran sebagai tindakan balasan dan memperingatkan Iran agar tidak menanggapi serangan tersebut.
Ketegangan ini meningkatkan kekhawatiran akan potensi konflik berskala besar, mengingat situasi di kawasan Timur Tengah yang terus memanas akibat saling ancam antara kedua negara ini.
(Muhammad Fikri Hudzaifi)