Penyakit katastropik seperti kanker, gagal ginjal, jantung, stroke, dan diabetes menjadi salah satu penyebab utama besarnya klaim BPJS Kesehatan.
Penyakit-penyakit ini membutuhkan perawatan jangka panjang dengan biaya yang sangat tinggi. BPJS Kesehatan harus menanggung biaya pengobatan ini, yang akhirnya memberikan tekanan besar terhadap anggaran mereka.
4. Efek Pandemi COVID-19
Meskipun pandemi telah mereda, dampaknya masih terasa hingga kini. Saat pandemi berlangsung, BPJS Kesehatan mengalami peningkatan beban klaim akibat banyaknya masyarakat yang membutuhkan perawatan intensif.
Selain itu, pandemi juga berdampak pada perekonomian masyarakat, yang menyebabkan banyak peserta kesulitan membayar iuran.
Apakah BPJS Kesehatan Benar-Benar Bangkrut?
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, tidak ada bukti konkret yang menunjukkan bahwa BPJS Kesehatan benar-benar bangkrut.
Pemerintah Indonesia terus memberikan dukungan bagi keberlanjutan program ini, termasuk dengan menambah anggaran jika diperlukan. Selain itu, BPJS Kesehatan juga telah melakukan berbagai strategi untuk memperbaiki kondisi keuangannya, seperti:
- Meningkatkan Kepatuhan Pembayaran Iuran
BPJS Kesehatan terus mengingatkan peserta untuk membayar iuran tepat waktu dengan berbagai cara, seperti pengiriman SMS, email, dan kerja sama dengan berbagai platform pembayaran digital untuk mempermudah proses pembayaran.
- Meningkatkan Efisiensi dalam Pembayaran Klaim
BPJS Kesehatan juga menerapkan sistem pengawasan klaim agar tidak ada klaim yang tidak sesuai atau berlebihan. Dengan sistem ini, diharapkan dana yang tersedia dapat digunakan dengan lebih efisien.
- Meningkatkan Kepesertaan
Pemerintah mendorong lebih banyak masyarakat untuk bergabung dengan BPJS Kesehatan, termasuk pekerja di sektor informal dan perusahaan-perusahaan yang belum mendaftarkan karyawannya.
Dengan bertambahnya jumlah peserta yang aktif membayar iuran, diharapkan pendapatan BPJS Kesehatan semakin meningkat.