"Untuk alokasi anggaran dibagi dua, setengah dari provinsi, setengah dari kota," jelasnya.
Selain pembangunan akses baru, Dedi Mulyadi juga mengumumkan perubahan nama kawasan terdampak longsor menjadi "Leuweung Batu Tulis" yang akan dijadikan ruang hijau dengan tanaman endemik sebagai bagian dari upaya konservasi dan penguatan identitas lokal.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Dedie Rachim memastikan akses baru menuju Stasiun Batutulis akan dibangun di jalur yang dinyatakan aman, dengan panjang sekitar 200 meter, menghubungkan area Sumur 7 hingga ke Jalan Danasasmita.
"Jalan ini sudah kami kaji bersama tim dari Balai Teknik Perkeretaapian dan Kementerian PUPR. Keduanya menyimpulkan bahwa jalur lama tidak direkomendasikan untuk digunakan kembali, karena diduga terdapat sumber mata air di bawahnya," ungkap Dedie.
Dedie juga mengungkapkan bahwa proses pembebasan lahan menjadi tantangan tersendiri dalam proyek ini.
Pemerintah Kota Bogor masih melakukan komunikasi dengan pemilik lahan agar proses berjalan lancar dan sesuai kebutuhan trase.
"Kami sudah bertemu langsung dengan para pemilik lahan. Nantinya akan kami negosiasikan, karena tentu tidak semua lahan mereka akan dibebaskan, hanya sesuai kebutuhan trase," pungkasnya. (ADV)